UNAIR NEWS – Melakukan aktivitas olahraga ekstrim di alam bebas mempunyai potensi risiko cedera.Khususnya cedera pada tulang belakang. Dokter Subspesialis Konsultan Orthopaedic Spine dr. Larona Hydravianto Sp. OT(K) menyebut terdapat lima prinsip penanganan cedera pada tulang belakang.
“Tulang manusia pada umumnya memiliki 33 ruas tulang belakang atau spinal column yang memiliki banyak ligamen kuat, bantalan tulang, sendi, saraf, mileum, dan lain sebagainya. Sehingga apabila terjadi gangguan pada tulang belakang, pasti terjadi akibat high energy trauma,” katanya dalam di Indonesia Mountain Medicine Summit 2023 pada Minggu (19/3/2023).
Pada 2018, trauma spinal memiliki 10 kasus per 100 orang dengan jumlah sekitar 768.000 kasus trauma spinal per tahun di dunia. Trauma spinal adalah cedera yang mengenai spinal atau medula spinalis dengan atau tanpa gangguan neurologis.
Trauma ini biasanya paling rentan terjadi pada tulang leher atau ruas servikal karena sangat mobile, terekspos, dan tidak terlindungi dengan bagian yang tebal dari tubuh. Mechanism of injury atau motif kecelakaan pada trauma spinal terjadi akibat kecelakaan, lalu lintas, jatuh dari ketinggian, hingga kecelakaan ketika bekerja dan ketika melakukan aktivitas olahraga.
Trauma spinal memiliki tingkat mortality yang sangat tinggi. Dari semua case yang terjadi, 48 persen kematian pada penanganan awal dan 80 persen meninggal di tempat kejadian.
Basic Mekanisme Trauma dan Syok Tulang Belakang
dr. Larona Hydravianto Sp. OT(K) menjelaskan terdapat 4 basic mekanisme trauma, yaitu: Flexion injury, Hyperextension injury, Vertical atau Axial Compression Injury, Flexion Rotation Injury.
Selain itu, terdapat berbagai macam syok yang terjadi pada tulang belakang. Yang pertama, syok neurogenik yang mana terjadi akibat kerusakan alur simpatis. Berciri, atoni simpatis jantung tidak merespons terhadap resusitasi cairan dan membutuhkan vasopresor untuk mempertahankan perfusi jaringan.
Kedua, syok spinal. Yang mana trauma terjadi setelah cedera medula spinal. Cirinya, lama berlangsungnya bervariasi, makin tinggi lokasi cedera makin berat dan makin lama syok spinal yang terjadi, serta sifatnya sementara. Apabila syok masih menetap, hal tersebut bukan syok spinal, tetapi proses patologi akibat cedera.
5 Prinsip Penanganan Cedera Tulang Belakang
Terdapat lima prinsip penanganan jika terjadi cedera pada tulang belakang. Pertama, melakukan imobilisasi atau tidak melakukan perpindahan dan meminimalkan pergerakan. Kedua, stabilisasi medis, tindakan itu bertujuan untuk tidak memperburuk kondisi korban. Misalnya, menghentikan pendarahan dan mempertahankan pernafasan pada korban.
Ketiga, mempertahankan posisi normal vertebra atau tulang belakang. Keempat, melakukan dekompresi dan stabilisasi spinal. Dan, kelima melakukan rehabilitasi.
“Perlu ingat kesalahan pada penanganan dapat memperburuk kerusakan neurologis dan prognosis pada korban. Maka dari itu, penting sekali untuk menerapkan lima prinsip penanganan ketika menangani korban akibat high energy trauma,” tutupnya di Harris Hotel and Conventions Gubeng dan Zoom.
Penulis: Nokya Suripto Putri
Editor: Feri Fenoria
Baca juga:
Rocky Gerung Bahas Etika Lingkungan di Acara Indonesia Mountain Medicine Summit 2023