Universitas Airlangga Official Website

6 Langkah Strategis Membangun Komunikasi Pemasaran Perpustakaan

Pustakawan UNAIR Agung Budi Kristiawan SSos SAk (tengah) saat sesi diskusi dengan peserta yang dipandu oleh moderator (16/6/2022). (Foto : istimewa)

UNAIR NEWS – Di era digital seperti saat ini, perpustakaan harus mampu membangun strategi komunikasi pemasaran (marketing communication) yang baik agar bisa terus sustain. Untuk menggali lebih dalam mengenai strategi tersebut, Perpustakaan Universitas Airlangga mengadakan seminar dan workshop nasional bertajuk SMART Library for Digital Literacy, Kamis (16/6/2022).

Pustakawan UNAIR Agung Budi Kristiawan SSos SAk hadir sebagai pemateri pada hari pertama kegiatan tersebut. Agung menjelaskan bahwa teknologi yang sedang berkembang pesat akan menjadi nyawa bagi smart library.

Smart library adalah layanan perpustakaan digital yang memberi akses kepada para pelajar untuk meminjam dan membaca buku digital melalui smartphone secara cepat, dimana saja, dan kapan saja. “Smart library didengungkan untuk memberi label sebuah perpustakaan masa depan,” jelas Agung.

Mengenal Target Pasar Perpustakaan

Salah satu langkah di perpustakaan untuk menciptakan smart library adalah dengan mengenal target market perpustakaan. Target market dapat dipetakan dengan mengetahui pengguna produk serta latar belakang dari pengguna tersebut. “Target pasar ini patut dijadikan sebagai acuan dalam membuat aplikasi,” tuturnya.

Agung memberikan contoh nyata Perpustakaan UNAIR membuat aplikasi untuk memudahkan para pemustaka. Aplikasi AILIS for student dirancang agar lebih friendly terhadap penggunanya, yaitu para mahasiswa yang masih berusia muda.

“Aplikasi kedua adalah aplikasi E-Pustaka yang memfasilitasi pemustaka dalam meminjam dan membaca buku lewat smartphone,” terangnya.

Membangun Marketing Communication

Dalam paparannya, Agung menjelaskan bahwa terdapat enam langkah strategis dalam memabangun komunikasi pemasaran bagi perpustakaan. Yang pertama adalah a great brand name.

“Tentukan terlebih dahulu nama dari sebuah produk. Produk ini yang membedakan dengan yang lain. Contohnya adalah pada American Corner, kami membuat logo yang lebih friendly,” tuturnya.

Direktur American Corner itu menjelaskan langkah kedua yaitu don’t forget the creativity of logo. Jangan lupa untuk terus mengelola logo agar lebih mudah diingat, unik, dan berbeda dengan yang lain.

Langkah ketiga yaitu dengan product positioning – clarity is key. Produk yang dihadirkan harus jelas target pasarnya dan untuk kalangan seperti apa. Dalam hal ini, Perpustakaan UNAIR menggunakan media YouTube untuk mengenalkan aplikasi VPN (Virtual Private Network) bagi pemustaka.

“Aplikasi VPN ini adalah aplikasi yang bisa diakses pemustaka untuk e-library and e-resources di perpustakaan,” tambahnya.

Langkah keempat adalah efficient advertisement pitch. Perpustakaan harus mengatur biaya yang  dikeluarkan agar lebih efektif dan efisien dalam membuat iklan. Target pasar menjadi hal penting  yang harus diperhatikan agar iklan bisa tepat sasaran.

Tiktok menjadi salah satu media untuk menyebarkan informasi perpustakaan. Engagement di Tiktok, media murah, dan penyebarannya gampang,” tambahnya.

Langkah kelima adalah blog-enable people to talk about your product. Perpustakaan harus bisa menyebarkan informasi melalui blog atau website perpustakaan. Melalui website, Perpustakaan UNAIR menyediakan banyak berita dan artikel yang berbau produk perpustakaan.

Langkah terakhir adalah corporate events and social activities-enhance your company image. “Perpustakaan harus mampu membuat event atau workshop yang melibatkan dosen, peneliti, dan pustakawan,” terangnya. (*)

Penulis :  Sandi Prabowo

Editor :  Binti Q Masruroh