n

Universitas Airlangga Official Website

62 Tahun, IIDI Tebar Aksi Sosial

Kemeriahan Puncak perayaan HUT ke-62 IIDI (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Perayaan ulang tahun tak selalu harus dirayakan dengan acara hura-hura. Memaknai bertambahnya usia ke-62, organisasi Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) menggelar serangkaian acara edukatif. Seperti acara penyuluhan kesehatan dengan berbagai tema dan mengajak ratusan pelajar SMA serta masyarakat Surabaya.

Puncak perayaan HUT ke-62 IIDI ini sekaligus memperingati Hari Ibu ke-88, Hari Kesetia Kawanan Sosial Nasional dan Hari Disabilitas Internasional. Berlangsung di Gedung Airlangga Medical Education Center (AMEC) FK UNAIR (18/1), keempat acara tersebut dikemas dalam sebuah acara temu silaturahmi antar anggota IIDI, Komunitas Worokawuri, Dharmawanita Persatuan, Ikatan Dokter Indonesia, Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) dan yayasan sosial.

Ketua Organisasi IIDI Cabang Surabaya Ir. Heri Sri Totok Suhartoyo mengungkapkan, peringatan HUT IIDI kali ini dimeriahkan dengan serangkaian kegiatan sosial. Yaitu penyuluhan pencegahan HIV/Aids bekerjasama dengan BNN, di Grand City pada bulan November 2016 lalu. Dilanjutkan dengan acara sosialisasi Bahaya Narkoba dan obat terlarang yang diikuti oleh lebih dari 200 pelajar SMA 20 Surabaya, pada bulan Desember 2016.

Setelah sukses mengagendakan kegiatan sosial, acara puncak peringatan HUT ini pun dimeriahkan dengan acara hiburan, seperti lomba kreasi menata tumpeng kue basah dengan peserta ranting kelompok IIDI, dan bazaar. Berlangsung pula penyerahan bantuan dana kepada Yayasan Anak Berkebutuhan Khusus Peduli Kasih, dan Panti Pondok Kasih Surabaya.

IIDI merupakan satu-satunya wadah yang menghimpun para isteri dokter Indonesia. Organisasi ini bergerak di bidang medik sosial berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong. Selain itu, IIDI Surabaya merupakan pendamping serta mitra yang sejajar dengan organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

‘’Karena posisi kami di Surabaya, ya mitra kita IDI Surabaya. Yang membedakan antara IIDI dengan IDI adalah, kalau IIDI Surabaya hanya ada satu cabang saja tanpa pengurus wilayah (Jatim). Sementara IDI ada Cabang Surabaya dan ada IDI pengurus wilayah Jawa Timur,” ungkapnya.

Di periode kepengurusan IIDI kali ini, Sri mencanangkan tujuh program unggulan. Yaitu penyuluhan penyakit menular HIV/Aids, penyuluhan penyakit tidak menular kanker serviks dan kanker payudara, penyuluhan narkoba dan obat-obatan terlarang, pola hidup sehat, penertiban jamban dan sanitasi, menekan angka kematian ibu melahirkan dan bayi, sekaligus program menekan kekerasan pada perempuan dan anak. “Bersyukur sekali sebagian program unggulan kami sudah terlaksana dan mendapat respon positif dari masyrakat,” ungkapnya.

Sri berharap, program kegiatan tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. IIDI pun tdiak bergerak sendiri, dalam pelaksanaanya, IIDI juga melibatkan peran serta masyarakat seperti kader posyandu, dan ibu PKK. (*)

Penulis: Sefya Hayu
Editor: Nuri Hermawan