Wilayah pesisir adalah kawasan darat dan laut yang saling berikatan satu sama lainya baik secara biogeofisik maupun sosial. Akibat dari adanya interaksi antara proses di darat dan dilaut, wilayah pesisir memiliki karakteristik yang khas. Ke arah darat, kawasan pesisir meliputi daratan kering maupun daratan basah yang dipengaruhi pasang surut air laut. Ke arah laut, Kawasan pesisir meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
Keberadaan mikroba sebagai mikroorganisme di perairan laut dapat digunakan sebagai informasi kondisi lingkungan. Mikroba yang dapat digunakan sebagai parameter antara lain bakteri indikator pencemar perairan, bakteri halotolerant bakteri heterotrofik. Keanekaragaman mikroorganisme sangat tinggi ditemukan pada sedimen perairan. Peran sedimen adalah sebagai pembantu dalam pembentukan kerjasama lingkungan mikro aerobic dan anaerobic dalam proses dekomposisi. Peran bakteri dalam sedimen adalah meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman sehubungan dengan kemampuannya mengikat N2 dari udara dan mengubah ammonium menjadi nitrat.
Proses kimia dan biologi perairan sangat bergantung pada suhu. Suhu memiliki hubungan terbalik dengan kelarutan oksigen di dalam air. Hal ini dimaksudkan apabila suhu meningkat, maka semakin rendah daya kelarutan oksigen di dalam air. Mikroba hidup bergantung pada kemampuan toleransi pada tiap jenisnya. Walaupun mikroba ada yang dapat hidup pada suhu tinggi, tetapi pada tingkat tertentu juga akan menyebabkan kematian. Suhu yang turun secara mendadak juga dapat menyebabkan kegagalan metabolisme mikroba, tetapi lama kelamaan mikroba tersebut akan beradaptasi dan mampu bertahan hidup. ada tiga kelompok mikroba dibedakan berdasarkan temperatur yaitu mikroba psikofilik, mesofilik dan termofilik. Tingkat pencemaran pada sedimen juga mempengaruhi keanekaragaman dari Mikroba., faktor yang mempengaruhi pencemaran sedimen diantaranya : perbandingan yang tidak seimbang antara luas wilayah dan pertumbuhan penduduk; jumlah industri; upaya konservasi sumberdaya air berkaitan dengan kerusakan daerah aliran sungai, erosi dan pelumpuran; upaya penanggulangan sumber pencemaran air baik limbah industri maupun domestik, dan efektifitas penerapan peraturan perundang-undangan dan kelembagaan yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya air dan lingkungannya.
Pergantian musim mempengaruhi kelimpahan mikroba dalam massa air di Laut Selatan Korea Selatan. Kelas mikroba dalam massa air di musim dingin dan musim semi berbeda dari yang ada di musim panas dan musim gugur. Masih minimnya studi mengenai keanekaragaman mikroba menjadikan penulis melakukan penelitian lebih lanjut. Lokasi penelitian kali ini adalah di Teluk Tongyeong, Korea Selatan. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan April, Agustus, Oktober, dan Desember 2019. Bulan April, Agustus, Oktober, dan Desember dipilih karena dapat mewakili data musiman di korea selatan, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin.
Sampel yang digunakan pada penelitian kali ini adalah sedimen yang berada di Teluk Tongyeong. Sedimen diambil menggunkan grap sampler pada kedalaman 20 cm dari permukaan sedimen. Setelah diambil, sampel sedimen dipindahkan ke laboratorium menggunakan ice box pada suhu 4°C dan disimpan pada suhu 220°C sampai DNA di ekstraksi. Metode yang digunakan dalam proses analisis DNA yaitu Pengurutan Amplikon Gen 16S rRNA.
Hasil analisis dari keanekaragaman mikroba di Teluk Tongyeong menunjukkan bahwa Proteobacteria adalah filum yang paling melimpah, dengan kelimpahan relatif (61,5 hingga 68,1%), diikuti oleh Bacteroidetes (11,8 hingga 20,6%), bakteri tidak terklasifikasi (1,3-5,2%), dan Acidobacteria (2,0-4,3%). Dari hasil analisis, terjadi perbedaan kelimpahan filum bakteri pada tiap bulannya. Filum Proteobacteria paling banyak ditemukan di bulan Desember, sedangkan paling sedikit ditemukan di bulan Oktober. Pada filum Bacteroidetes, kelimpahan paling banyak ditemukan di bulan April, sedangan paling sedikit ditemukan di bulan Oktober. Pada bakteri tidak terklasifikasi di temukan paling banyak di bulan Oktober, sedangkan paling sedikit ditemukan di bulan April. Kemudian untuk filum acidobacteria, kelimpahan paling banyak ditemukan di bulan Oktober, sedangkan paling sedikit ditemukan di bulan April. Dengan adanya perbedaan kelimpahan mikroba pada sampel sedimen, maka dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman mikroba di sedimen perairan Teluk Tongyeong dipengaruhi oleh pergantian musim.
Penulis: Nur Indradewi Oktavitri
Tulisan detail terkait artikel ini dapat dilihat dalam publikasi kami di
https://journals.asm.org/doi/10.1128/MRA.00446-21
Nur Indradewi Oktavitri, Jong-Oh Kim, and Kyunghoi Kim. 2021 Seasonal Variation of Microbial Diversity of Coastal Sediment in Tongyeong, South Korea, Using 16S rRNA Gene Amplicon Sequencing
Microbiol Resour Announc. 2021 Jul; 10(27): e00446-21.