UNAIR NEWS – Masih dalam serangkaian kegiatan Gemilang Ramadhan 1443 H, Pusat Pengelolaan Dana Sosial (PUSPAS) UNAIR kembali menggelar Tadabbur Al-Qur’an pada Sabtu (16/044/22). Menghadirkan Ustad Nuruddin SH sebagai narasumber, diskusi secara daring tersebut membahas makna dari isi surat Al-Mu’awwidzat yakni Al-Falaq dan An-Nas serta surat Al-Ikhlas.
Ustaz Nuruddin menerangkan bahwa Al-Quran merupakan mukjizat yang dapat menghadirkan keistimewaan apabila dibaca, dimaknai, dan diniati dengan benar. Ia mencontohkan pada surat Al-Falaq dan An-Nas yang keduanya lazim dibaca sebagai wirid oleh para kaum muslim sebagai perlindungan. Ia menjelaskan bahwa hal itu tak terlepas dari makna dan asbabun nuzul atau sebab turunnya ayat dari kedua surat tersebut.
“Oleh karena itu, tidak hanya sekadar membaca kita juga harus mengetahui makna atau tafsir dari setiap ayat di dalam Al-Qur’an sehingga kita bisa mengambil pembelajaran yang terkandung di dalamnya,” ungkap Imam Masjid Ulul Azmi Kampus Dharmawangsa UNAIR tersebut.
Al-Ikhlas sebagai Penegas Ke-Esa-an Allah
Melanjutkan pemaparan, Ustad Nuruddin mengungkapkan bahwa ayat-ayat dalam surat Al-Ikhlas menegaskan bahwa Allah adalah satu-satunya tuhan yang Maha Esa dan tidak ada satupun makhluk yang menyamainya. Ustad Nuruddin juga menjelaskan bahwa turunnya surat Al-Ikhlas merupakan surat yang mengajarkan ilmu tauhid untuk memurnikan ke-Esa-an Allah dari sifat makhluk sekaligus antitesis dari konsep trinitas yang dianut oleh Nasrani.
“Begitu istimewanya, Al-Ikhlas ini bahkan sampai disebut setara dengan sepertiga Al-Qur’an sebab isinya yang memuat pembahasan mengenai sifat-sifat Allah,” ujarnya.
Al-Falaq sebagai Pelindung dari Kejahatan
Dalam surat Al-Falaq, Ustaz Nuruddin menjelaskan bahwa salah satu tafsir yang terkandung adalah Allah yang memiliki sifat Faliqul Ishbah yang berarti menyingsingkan waktu subuh. Hal itu dapat dimaknai bahwasanya hanya Allah lah yang mempunyai kuasa untuk melindungi manusia dari kejahatan-kejahatan di kala gelap gulita dimana saat itu manusia tidak memiliki daya upaya untuk melawan.
“Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk membacanya setiap sebelum tidur untuk memohon perlindungan dari kejahatan jin, sihir, dan hal yang membahayakan saat kita terlelap,” tandasnya.
An-Nas sebagai Pengingat Akan Kejahatan Manusia
Sama halnya dengan surat Al-Falaq, An-Nas juga termasuk surat untuk memohon perlindungan (Al-Mu’awwidzat) dari hasutan jin dan manusia. Ustaz Nuruddin menjelaskan hal yang bisa menjadi sebuah pelajaran penting dari surat An-Nas terletak pada ayat keenam dimana dalam ayat tersebut Allah menyejajarkan jin dengan manusia dalam urusan kejahatan.
Ia mengungkapkan, manusia yang jauh dari tuntunan agama bahkan bisa lebih jahat daripada setan itu sendiri. Ia mengkorelasikan dengan apa yang terjadi dewasa ini dimana banyaknya perusakan alam, pembunuhan, dan kebiadaban lain yang dilakukan manusia yang tidak taat pada agama.
“Bahkan ada yang sampai mengaku Tuhan, padahal seburuk-buruknya jin tidak pernah menyatakan dirinya sebagai Tuhan. Ini menunjukkan bahwa setan ini tidak hanya dari golongan jin saja, namun juga dari sesama manusia,” imbuhnya. (*)
Penulis : Ivan Syahrial Abidin
Editor : Binti Q Masruroh