Universitas Airlangga Official Website

Teliti Zat Charantin dalam Pare, Mahasiswa FTMM Raih Gold Medal Kompetisi Internasional

Tim FTMM UNAIR Peraih Gold Medal pada Kompetisi AGREETION 2022. (Foto: Instagram @ftmmunair)

UNAIR NEWS – Pare merupakan salah satu tanaman berbuah yang hidup di daratan tropis. Meskipun rasanya pahit, buah pare mengandung banyak khasiat. Tidak hanya dapat dicampur ke dalam makanan, buah pare juga dapat dijadikan sebagai obat.

Zat rasa pahit dalam buah pare yang disebut charantin memiliki berbagai manfaat, di antaranya untuk mengontrol gula darah serta mencegah penyakit jantung dan kolesterol. Hal inilah yang menjadi dasar dari penelitian ilmiah yang dilakukan oleh tiga mahasiswa Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga (FTMM UNAIR) dalam kompetisi ilmiah internasional Agritech Research and Entrepreneurship Innovation (AGREETION) 2022.

AGREETION 2022 adalah rangkaian acara kompetisi poster dan karya tulis ilmiah tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Agritech Research and Study Club (ARSC) Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Kompetisi bertema “Accelerating the Innovation of Agro-Industry Technology and Business” tersebut merupakan ajang bagi mahasiswa di seluruh dunia yang tertarik dengan teknologi pertanian dan ilmu-ilmu terkait untuk melatih dan meningkatkan kreativitas mereka guna menghasilkan solusi yang inovatif.

Tiga mahasiswa FTMM UNAIR yaitu M. Aditya Bryan Rahadi, Moch. Falah Putra Hani, dan Yeremia B. Christian berhasil memenangkan medali emas pada kompetisi AGREETION 2022 berkat poster ilmiah yang mengusung penelitian tentang zat charantin dalam buah pare. Kepada UNAIR NEWS (16/4/2022), Aditya selaku ketua tim memaparkan bahwa mereka memutuskan untuk mengangkat topik penelitian ini setelah melalui berbagai pertimbangan, termasuk saran dari dosen pembina.

“Akhirnya diputuskan untuk membuat poster tentang rasa pahit yang bisa dienkapsulasi sekaligus punya keuntungan dalam mempertahankan zat tersebut yang mana memiliki manfaat yang sangat baik untuk tubuh. Dipilihlah bitter melon atau pare untuk bahan utamanya,” jelas Aditya.

Aditya juga mengatakan bahwa pemilihan pare sebagai topik penelitian poster ilmiah mereka dilatarbelakangi oleh zat charantin dalam pare yang memiliki rasa pahit sehingga hanya sedikit dimanfaatkan dalam pembuatan produk-produk makanan. Kendati begitu, sambungnya, zat charantin mudah tergadrasi dan efisiensinya untuk diserap dalam tubuh cenderung rendah.

Poster ilmiah dengan kategori subtema Keamanan Pangan dan Kesehatan itu, tambah Aditya, memerlukan cukup banyak persiapan. “Persiapannya mulai dari melakukan studi literatur dari jurnal ataupun buku, menyusun isi poster dan data-data yang perlu dicantumkan, dan memikirkan desain poster. Semua proses yang dilakukan hingga poster selesai menghabiskan waktu dua minggu,” ujar mahasiswa jurusan Rekayasa Nanoteknologi tersebut.

Aditya juga bercerita mengenai kesulitan dan pengalaman yang timnya dapatkan selama mengikuti kompetisi. Menurutnya, kesulitan utama mengikuti kompetisi AGREETION 2022 yaitu mencari ide awal yang menarik dan dibutuhkan pada industri agrikultur.

“Pengalaman yang baru karena lomba poster ini adalah lomba poster pertama bagi kami. Harapan kedepannya kami semakin semangat untuk mengikuti lomba-lomba baik nasional maupun internasional,” tuturnya.

Sebagai penutup, Aditya berpesan dalam pembuatan poster ilmiah, bukan hanya desain poster yang harus dibuat semenarik mungkin, tetapi juga isi poster harus mudah dipahami oleh para pembacanya. (*)

Penulis: Dewi Yugi Arti

Editor: Nuri Hermawan