n

Universitas Airlangga Official Website

Berkah Suka Nonton Film Jepang, Ronintya Wisudawan Terbaik S-1 FIB UNAIR

Ronintya Ikaputeri, penyuka kebudayaan Jepang. (Foto: Dok Pribadi)

UNAIR NEWS – Kecintaan terhadap hal-hal yang beraroma Jepang sudah dilakoni Ronintya Ikaputeri sejak di bangku SMA. Jadi tidak heran jika ia memilih jurusan Sastra Jepang saat kuliah di Universitas Airlangga. Berawal dari kuliah yang sesuai passion-nya itu, Puteri selalu mendapat nilai Indeks Prestasi (IP) yang baik. Padahal, ia mengaku tak punya tips khusus untuk bisa meraih IP bagus hingga mendapat predikat wisudawan terbaik dengan IPK 3,89.

“Saya kalau belajar sering SKS (sistem kebut semalam), terus ya sering latihan kanji dan kalau grammar dengan sering membaca dan mengingat-ingat materinya, biar tidak gampang lupa,” ujar Puteri.

Perihal belajar, ia punya cara tersendiri. Salah satuntya dengan menyalurkan hobi menonton drama Jepang. Ia menggunakan hobinya itu sebagai ajang belajar. Dari drama-drama yang ia tonton, Puteri sering mendapat kosakata baru.

“Jadi kalau nonton drama ya jangan dilihat aktor gantengnya saja, tapi juga belajar pola-pola kalimat yang ada dalam percakapan drama. Terus, kalo liat siaran TV Jepang, kan suka ada tulisan Jepang-nya, jadi saya suka hafalan kanji ya dari situ,” jelasnya.

Baginya, kepandaiannya dalam Sastra Jepang tidak serta-merta berjalan mulus. Sering juga menemui hal-hal sulit untuk dikerjakan. Contohnya ketika akan menulis skripsi, lalu Puteri kesulitan mencari objek penelitian hingga akhirnya bingung harus melakukan apa. Di saat bingung itu ia memutuskan untuk menonton drama Jepang yang berjudul “Dokushin Kizoku” untuk menghilangkan kepenatannya. Tak disangka, dari drama itu akhirnya ia mendapat inspirasi untuk membuat skripsi yang mengulas fenomena Hikonka (orang yang tidak menikah) pada aktor dalam drama tersebut.

“Kebetulan nemu drama ini, setelah lihat sampai episode terakhir, saya sadar ternyata drama ini bisa jadi objek skripsi. Kebetulan juga nyambung dengan minat studi saya yaitu budaya. Otomatis di minat ini juga belajar mengenai kehidupan sosial masyarakat Jepang, apalagi saat ini banyak permasalahan sosial yang terjadi di Jepang, salah satunya fenomena hikonka itu,” jelas Puteri.

Ahasil, semua kerja keras Puteri selama kuliah terbayar dengan predikat wisudawan terbaik untuk wisuda periode Desember 2016. Puteri berharap setelah menyelesaikan kuliahnya ini bisa mendapat pekerjaan yang sesuai dengan ilmunya.

“Cita-cita saya bisa kerja yang berhubungan sama Jepang. Jadi guru bahasa Jepang atau bisa bekerja di perusahaan Jepang. Selain itu saya suka travelling, kalau sudah kerja pengen nabung agar bisa keliling luar negeri,” ujarnya mengakhiri. (*)

Penulis: Fafa Hariani
Editor: Nuri hermawan