UNAIR NEWS – Kemandulan atau infertilitas selama ini identik sebagai masalah pada perempuan. Padahal menurut data, lebih dari 50 persen penyebab kemandulan justru datang dari pria. Supardi dr Sp And dalam kegiatan Dokter UNAIR TV (27/5) menjelaskan bahwa kasus kemandulan merujuk pada pasangan suami istri yang sudah melakukan hubungan badan secara normal tanpa kontrasepsi selama lebih dari setahun, namun belum juga ada tanda kehamilan.
“Apabila demikian, ada salah satu yang tidak beres atau kurang subur dari kedua belah pihak pasutri. Untuk dapat dikatakan subur, produksi sperma harus sehat dan cukup. Mulai dari berfungsinya testis secara normal, seimbangnya kondisi hormon dan cukupnya jumlah sperma setiap kali ejakulasi,” jelas dokter Supardi.
Lebih lanjut, dokter Supardi menjelaskan bahwa pria yang terindikasi mengalami gangguan kesuburan dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis. Dokter, sambungnya, akan melakukan anamnesa dan melakukan pengecekan kualitas sperma.
“Analisis sperma ditujukan untuk melihat kualitas sperma dan berbagai gangguannya. Pemeriksaannya dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis,” jelas dokter Supardi.
Hasil analisis sperma,lanjutnya, akan meliputi jumlah sel sperma dalam air mani, volume, konsentrasi sel sperma normal, warna, kekentalan, motilitas serta morfologi sperma.
Dokter Supardi menganjurkan untuk analisis sperma sebaiknya dilakukan sebelum melakukan pernikahan. Sehingga apabila terjadi sesuatu yang mengharuskan untuk dilakukan terapi dapat ditindaklanjuti sedari dini.
Lebih lanjut, dokter Supardi juga menyinggung beragam faktor dapat menyebabkan pria menjadi infertil seperti infeksi saluran kandung kemih, gangguan pada cairan sperma, sumbatan pada saluran sperma, masalah imunitas, cedera dan faktor genetik.
“Varikokel adalah contoh kasus yang menyebabkan infertilitas. Varikokel adalah pelebaran pembuluh darah vena di testis pria. Penyebab varikokel sendiri masih belum diketahui secara pasti. Tapi yang pasti penyakit itu menyebabkan jumlah, kualitas, dan gerakan sperma yang dihasilkan testis menurun,” jelas dokter Supardi.
Pelebaran pembuluh darah vena di area itu menyebabkan suhu testis dan kotoran seperti karbon dioksida meningkat. Sehingga kualitas dan kuantitas produksi sperma pun akan menurun.
“Masalah gaya hidup juga diakui dokter Supardi memicu infertilitas. Merokok misalnya, menurunkan jumlah dan daya hidup sperma. Konsumsi alkohol dalam waktu lama juga menurunkan kesuburan pria,” pungkasnya.
Penulis: Muhammad Suryadiningrat
Editor: Nuri Hermawan