UNAIR NEWS – Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah yang kerap terjadi di masyarakat. Banyak faktor yang melatarbelakangi kenakalan remaja, di antaranya faktor internal dan faktor eksternal. Kenakalan remaja memberikan dampak bagi tumbuh perkembangan remaja. Untuk itu, kenakalan remaja harus ditangani dengan cara dan upaya yang tepat.
Sebanyak delapan mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Mata Kuliah PBD (Pembelajaran Dasar Bersama) SIKIA UNAIR menggelar program pemberdayaan berupa rumah damping di lingkungan sekolah. Pada program ini para remaja berperan sebagai aktor sekaligus sasaran utama kegiatan yang berpusat di lingkungan SMKN 1 Tegalsari Banyuwangi.
Saat diwawancara tim UNAIR News pada Senin (30/5/2022), Putri Nur Aini selaku ketua kelompok mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi oleh maraknya kenakalan remaja setelah pandemi berlangsung. Pasalnya, faktor yang mendukung tindakan tersebut adalah sebuah pandangan atau keyakinan diri terhadap keseluruhan diri, baik yang menyangkut kelebihan maupun kekurangan diri, sehingga mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku yang ditampilkan.
Sementara itu, untuk memperkuat sosialisasi yang digelar secara offline itu, Putri bersama tim menggandeng pakar psikologi Adreina Marcelina SPsi CFC sekaligus owner Matahari Sobo, Banyuwangi. Antusias peserta sangat tinggi dilihat dari banyaknya partisipan yang menanggapi dengan melontarkan beberapa pertanyaan kepada pemateri.
Orang Dewasa Ikut Andil
Dalam materinya, Adreina menjelaskan bahwa kenakalan remaja tidak hanya dilakukan oleh remaja dan anak-anak. Orang dewasa ikut andil atas kesalahan yang dilakukan para remaja.
“Terdapat beberapa faktor timbulnya kenakalan remaja yang marak terjadi. Salah satunya yaitu faktor internal keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar,” jelasnya.
Menuryt Putri, kenakalan remaja harus diantisipasi dengan benar. Apabila berlarut-larut akan menimbulkan lebih banyak kerugian bagi orang lain. Selain itu, perkembangan teknologi informasi termasuk ke dalam faktor pendorong kenakalan remaja. Tindakan senonoh yang dilakukan remaja melalui media sosial bisa menjadi picuan untuk melakukan kenakalan.
“Oleh karenanya, edukasi terkait hal ini harus terus didampingi oleh orang dewasa terdekat, seperti orang tua, guru, serta pendampingan-pendampingan sosialisasi yang terus digencarkan,” ujarnya.
Selanjutnya, Putri menjelaskan bahwa agenda rumah damping ini akan terus berlanjut hingga dua minggu ke depan dengan proses pemantauan sekaligus pendampingan via online. Ia berharap program akan terus berlanjut meski tidak ada pendampingan.
“Program ini akan mengajarkan kemandirian serta cara tata kelola diri untuk menghadapi arus globalisasi yang semakin pesat. Sehingga setiap individu memiliki pribadi yang tangguh dan dapat mencegah pengaruh-pengaruh yang kurang baik,” ucapnya mengakhiri. (*)
Penulis : Azka Fauziya
Editor : Binti Q. Masruroh