Universitas Airlangga Official Website

Kolaborasi FTMM UNAIR dan UMRAH Optimalkan EBT di Pulau Bintan

UNAIR NEWS – Mengusung tagar CollaBoraction, Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga (FTMM UNAIR) terus mengepakkan sayapnya. Pada 20-22 Juni 2022, FTMM bersama tim yang tergabung dalam program Airlangga Community Development Hub (ACDH) menggelar pengabdian masyarakat di Pulau Bintan, Kepulauan Riau.

FTMM berkolaborasi dengan Fakultas Teknik Universitas Maritim Raja Ali Haji sebagai mitra. Berlokasi di Desa Pengudang Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan, FTMM UNAIR dan FT UMRAH mengajak masyarakat memanfaatkan energi surya sebagai sumber energi pengering ikan.

“Energi surya kami manfaatkan untuk sumber listrik pada solar dryer dome yang kami buat untuk masyarakat,” ungkap Prof Dr Dwi Setyawan selaku Dekan FTMM.

Lebih lanjut, kerja sama kolaboratif kedua instansi pendidikan dan pemerintah Desa Pengudang diharapkan dapat berkontinyu. Terlebih, ini merupakan kesempatan emas untuk turut mengembangkan Pengudang dan Bintan lebih maju lagi.

Kolaborasi sangat didukung dengan adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dapat diikuti mahasiswa. Potensi Desa Pengudang dan Pulau Bintan pada hal Energi Baru Terbarukan (EBT) masih kurang dieksplorasi, padahal potensial.

Masih Minimnya Pemanfaatan EBT

Diketahui, pemanfaatan energi bersih di pulau Bintan masih kurang optimal. Padahal, Bintan memiliki potensi pariwisata yang unggul, terlebih dengan hadirnya Lagoi Bay yang ramai menjadi perbincangan dan menarik ribuan turis setiap bulannya.

“Pembangunan pariwisata di Bintan untuk menarik turis harus dibarengi dengan pengoptimalan penerapan EBT. Jika dilakukan, maka akan turut merawat alam Bintan supaya lebih asri dan hijau bebas emisi,” tandas Prof Dwi.

Sebagai bukti keseriusan menyokong EBT di Bintan, FTMM UNAIR dan FT UMRAH telah menandatangani nota kesepakatan yang direncanakan minggu ini tuntas pembahasannya.

Sementara itu, Prof Dr Retna Apsari Wakil Dekan III FTMM menekankan bahwa kolaborasi ini kedepannya dapat berkembang dalam bentuk joint research maupun joint community development.

“Saat ini pemerintah dunia sedang gencar-gencarnya mengembangkan EBT sebagai energi masa depan yang tidak terbatas. Indonesia dengan potensinya yang melimpah tidak boleh tinggal diam,” jelas Prof Retna.

Terlebih, lanjut Prof Retna, pemanfataan EBT sebagai sumber energi menjadi salah satu target utama nasional. Pemerintah merencanakan pemakaian energi nasional 23 persen bersumber dari energi baru terbarukan (EBT) pada tahun 2025 mendatang. “Ini telah tertuang pada Kebijakan Energi Nasional,” imbuhnya.

Kebijakan bauran EBT 23 persen ini diterapkan pada Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2019-2038. Yang menjadi dasar penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD), maupun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2019-2028.

“FTMM akan terus berinovasi dan mendukung rencana baik ini. Terlebih kami merupakan rumah awal untuk mendidik engineer muda yang akan memajukan bangsa melalui hilirisasi setiap riset,” pungkasnya. (*)

Editor: Binti Q. Masruroh