UNAIR NEWS – Media sosial saat ini memiliki fungsi yang penting untuk membangun citra sosial, baik untuk kepentingan individu maupun kelompok. Di media sosial, kita memiliki banyak kesempatan untuk menulis gagasan, opini, dan berbagai hal untuk membangun citra diri. Dulu, persaingan untuk membangun citra diri hanya terbatas pada media cetak. Namun kini, media sosial menawarkan berbagai kemungkinan itu.
Pernyataan itu disampaikan oleh Redaktur Tempo Endri Kurniawati dalam workshop “Menulis Opini dalam Media Sosial” yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Rabu (15/6). Selain Endri, hadir pula Nieke Indrietta selaku Ketua Biro Tempo Jawa Timur. Keduanya memberikan materi seputar penulisan opini.
Pada kesempatan tersebut, Endri mengungkapkan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam memposting atau menyebarluaskan informasi, baik berita tertulis maupun foto. Hal tersebut dikarenakan adanya Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) nomor 11 tahun 2008. Selain itu, Endri juga membagi tips seputar penulisan opini untuk dimuat di media massa.
“Pilihlah tema yang disukai media massa, karena itu akan sangat menentukan naskahmu dimuat atau tidak. Tema itu berkaitan dengan kejadian yang sedang in saat ini. Media tidak akan menerima tulisan yang topiknya tidak ada kaitannya dengan kejadian. Atau, pilihlah tema yang berkaitan dengan hari peringatan yang luput dari jangkauan masyarakat,” ujar Endri.
Endri juga berujar, orisinalitas itu perlu. “Jangan menulis tema yang sudah banyak orang bahas,” ungkapnya.
Selepas kedua pembicara memaparkan materi, peserta diajak untuk praktik menulis opini secara langsung. Tiap tim peserta membentuk kelompok sebanyak tiga orang. Sebagai apresiasi kepada para peserta, tiga naskah terpilih akan dipublikasikan pada media blog resmi milik Tempo.
Dicky Murdian Putra selaku ketua panitia acara mengatakan, penulisan opini penting untuk dipahami masyarakat luas. Mengingat, saat ini banyak penulisan ide dan gagasan yang marak di media sosial.
“Sekarang ini banyak orang yang suka berpendapat dan beropini di media masaa, tapi mereka belum tau penulisan yang baik dan benar bagaimana. Kita sering melihat di media sosial banyak yang asal ngomong. Padahal dibalik itu semua ada undang-undang yang mengatur,” ujar Dicky.
Dengan terselenggaranya acara, Dicky berharap para peserta memiliki wawasan yang baru dan ilmu yang diperoleh bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dicky juga mengatakan, HIMA ILKOM memiliki media “Club Koma” yang menghimpun mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk mewadahi tulisan mereka.
“Kami memiliki club bernama “Club Koma” yang menghimpun anak-anak yang suka menulis, ingin jadi jurnalis, dan ingin karyanya dimuat di media. Kami menerbitkan majalah setiap bulannya, dengan tema berganti-ganti sesuai edisi,” pungkas Dicky. (*)
Penulis: Binti Q. Masruroh
Editor: Nuri Hermawan