n

Universitas Airlangga Official Website

Kongres IKMVI Tegaskan Lulusan Vokasi Siap Hadapi MEA

UNAIR NEWS – Untuk yang pertama kalinya, Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (UNAIR) menjadi tuan rumah kongres Ikatan Keluarga Mahasiswa Vokasi (IKMVI) III. Kongres ini diikuti oleh lima delegasi sekaligus penggagas asal Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Airlangga. Kongres IKMVI diadakan pada tanggal 14-19 Maret 2016.

Pada Selasa (15/3), kegiatan pembukaan dilaksanakan di Aula Vokasi yang dihadiri oleh jajaran dekanat Vokasi, jajaran kemahasiswaan, serta delegasi kongres. Pada kesempatan yang sama, Dr. Hadi Subhan, S.H., M.H., C.N, selaku Direktur Kemahasiswaan UNAIR membuka secara resmi kongres IKMVI tahun 2016, yang dilanjutkan dengan pemberian materi oleh Prof. Dr. Retna Apsari, M.Si selaku Wakil Dekan I Vokasi UNAIR tentang seluk beluk Vokasi UNAIR sendiri.

Barik, selaku penanggung jawab Kongres IKMVI tahun 2016 berharap dengan adanya acara seperti ini, sivitas akademika bisa paham tentang pendidikan vokasional. “Dengan diadakannya kongres seperti ini, saya berharap kita bisa bersinergi dan menyatukan mindset seluruh sivitas akademika mengenai Vokasi itu sendiri,” kata Barik, selaku penanggung jawab kongres IKMVI 2016.

Kongres IKMVI memiliki tiga agenda utama, yaitu perampungan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, pemilihan ketua IKMVI dan pembahasan proker IKMVI. Selain tiga agenda utama tersebut, Departemen Kebijakan Publik Bem Vokasi UNAIR juga mengadakan acara diskusi publik.

Tga pemateri berskala nasional turut hadir dalam diskusi publik yaitu Ir. Hotma Prawoto Sulistyadi, M.T., IP-MD selaku Ketua Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia tahun 2015, Prof. Dr. Ir. Sigit Pranowo Hardiwardoyo, D.E.A selaku Wakil Ketua Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia 2016, dan Drs. Henky Kurniadi, S.H., M.H selaku anggota DPR RI Komisi IV dan dimoderatori oleh Achmad Hidayat, selaku staf ahli DPR RI.

Diskusi publik bertema ‘Vokasi untuk MEA’ bertujuan untuk menambah wawasan tentang vokasional pada seluruh sivitas akademika Vokasi UNAIR, mengingat Vokasi merupakan fakultas yang masih baru terbentuk.

Menurut Hotma, program diploma seharusnya dimaknai sebagai program Sarjana Terapan, bukan D-3 atau D-4. Senada dengan Hotma, Sigit menambahkan bahwa mahasiswa Vokasi membutuhkan kompetensi dan keunggulan yang dibutuhkan oleh industri. Apabila perguruan tinggi bisa mencetak sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, maka masyarakat tak kalah bersaing dengan warga negara asing, terutama di era Masyarakat Ekonomi ASEAN. (*)

Penulis: Lovita Cendana
Editor: Defrina Sukma S