UNAIR NEWS – Pekan lalu, S2 Media dan Komunikasi (Medkom) UNAIR merilis dua buku kumpulan artikel. Yakni, Komunikasi Profesional dan Media & Politik. Tak kurang sebanyak 59 penulis dari seluruh Indonesia berpartisipasi menyumbangkan tulisan.
Awalnya, tim penyusun mencetak 240 buah buku. Sebagian besar dibagikan untuk para penulis, akademisi, praktisi, kampus, serta pegiat media dan komunikasi. Sisanya, dijadikan stok dan dijual untuk umum.
“Mulanya, stok buku yang kami sediakan untuk dijual hanya beberapa. Namun, ternyata peminatnya banyak. Kami bahkan harus melakukan cetak ulang,” ujar anggota tim penyusun Azza Abidatin Bettaliyah saat diwawancara Sabtu (13/2).
Pengagum budaya Madura itu mengatakan, hingga saat ini tercatat sudah ada puluhan orang yang memesan. Dipredikisi, jumlahnya akan terus meningkat. Terlebih, harga buku relatif terjangkau. Yakni, Rp 70 ribu untuk Komunikasi Profesional (252 hal) dan Rp 90 ribu untuk Media & Politik (432 hal).

Azza menuturkan, pihaknya masih belum melakukan langkah promosi khusus. Sebab, tujuan utama penerbitan buku ini adalah memperkaya khazanah keilmuan media dan komunikasi.
“Kalau ada yang beli, itu sekadar imbas atau ekses dari keberadaan buku ini. Kan, tidak mungkin kami menolak orang yang berniat ingin belajar lewat literatur tersebut,” papar Rizma Dewi, anggota tim penyusun di bidang tata letak.
Rizma menduga, hobi kawan-kawannya yang kerap update status di media sosial (medsos) telah menjadi sarana promosi tidak langsung. Sejumlah rekan, kata penyuka kucing tersebut, melakukan update status plus foto di medsos ketika memeroleh dua kumpulan artikel tersebut.
Foto dua buku itu ditampakkan di medsos beserta sejumlah tulisan seperti, Alhamdulillah, buku kami akhirnya terbit atau Mudah-mudahan kenang-kenangan ini bisa bermanfaat di kemudian hari, aamiin. Nah, dari sana, pesanan buku berdatangan.
“Sejumlah orang yang suka pada buku kami langsung inbox atau mengirim pesan pribadi pada kawan-kawan tersebut. Mereka langsung mentransfer uang, dan kami segera melakukan pengiriman. Tapi, karena harus cetak ulang, sebagian pemesan terpaksa harus menunggu terlebih dahulu,” kata dia. (*)
Penulis : Rio F. Rachman