n

Universitas Airlangga Official Website

Teliti Demografi Kesehatan Ibu dan Anak, Tim Peneliti UNAIR Meraih DHS Fellowship

Ilustrasi UNAIR NEWS

UNAIR NEWS – Posisi perempuan dan laki-laki dalam rumah tangga umumnya berbeda. Umumnya, perempuan memiliki posisi yang lebih rendah. Dalam hal kesehatan, sering kali perempuan tidak bisa atau tidak diberi kesempatan untuk mengambil keputusan mengenai kesehatannya sendiri atau anaknya.

Lalu, bagaimana bila perempuan memiliki posisi sosial yang lebih baik, lebih berpendidikan, memiliki kontrol atas sumber daya termasuk keuangan, dan status kesehatan yang lebih baik? Fenomena inilah yang kini tengah diteliti oleh tiga dosen Universitas Airlangga dalam waktu setahun ke depan.

Ketiga dosen itu adalah Susy K. Sebayang, Ph.D. (S-1 Kesehatan Masyarakat Program Studi di luar Domisili Banyuwangi), Ferry Efendi, Ph.D. (Fakultas Keperawatan), dan Erni Astutik (S-1 Kesehatan Masyarakat PDD UNAIR Banyuwangi). Ketiganya melakukan penelitian terhadap hal itu dengan dukungan dari United States Agency of International Development (USAID) melalui The Demographic and Health Surveys (DHS) Fellowship Program.

Program DHS adalah program internasional untuk pengumpulan data demografi dan kesehatan di berbagai negara dengan standar yang sama. Di Indonesia, program itu bernama Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).

“USAID memberikan support (dukungan) bagi peneliti dari berbagai negara berkembang dalam bentuk fellowship untuk melakukan analisis lanjutan dari data DHS, mengintegrasikan data DHS ke dalam sistem pengajaran, dan melakukan capacity building di dalam organisasinya sendiri,” tutur Susy ketika diwawancarai.

Sebelum berhasil mendapatkan dukungan dari USAID, tim diminta untuk mengirimkan proposal penelitian yang selaras dengan visi dan misi program DHS. Dalam penelitian itu, nantinya tim akan melakukan analisis tentang perkembangan pemberdayaan perempuan di negara-negara ASEAN (Association of South East Asia Nation).

“Mengapa ASEAN? Sekarang ini sudah ada Masyarakat Ekonomi ASEAN. Beberapa universitas di ASEAN, termasuk UNAIR, sudah masuk dalam AUN (ASEAN University Networking). Oleh karena itu, sudah sepantasnya isu ASEAN mulai diangkat di pembelajaran di kampus,” tutur Susy.

Kelompok perempuan yang akan diteliti adalah kelompok ibu-ibu berusia dewasa dan ibu berusia remaja yang usianya berkisar 15-19 tahun. Dari situ, tim akan melihat perkembangan pemberdayaan perempuan di antara kedua kelompok itu. Serta, dampaknya terhadap kesehatan dirinya dan anaknya. Setelah analisis dilakukan, Susy dan tim berharap agar penelitiannya bisa dijadikan dasar bagi kebijakan pemerintah mengenai pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesehatan reproductive, maternal, neonatal, dan child health.

Pada tahun 2017, terpilih enam tim dari enam negara yang berhak menerima beasiswa kemitraan dari USAID. Yakni, tim asal Mesir, Nepal, Pakistan, Filiphina, Kamboja, dan Indonesia. Tim peneliti UNAIR menjadi satu-satunya tim dari Indonesia. Penerimaan proposal yang lolos seleksi diumumkan pada Kamis (12/1) lalu.

Sebagai penerima beasiswa DHS, tim akan mengikuti dua kali lokakarya analisis data di negara yang belum ditentukan tempatnya. Lokakarya akan diselenggarakan tanggal 6-17 Maret 2017 dan 25 April-4 Mei 2017. Pada lokakarya pertama, tim akan dikenalkan tentang data DHS dan pemantapan pertanyaan penelitian. Pada lokakarya kedua, tim akan melakukan finalisasi penelitian.

Dari ilmu yang didapat dari pelaksanaan lokakarya, pihaknya berencana menyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan di UNAIR untuk menganalisis dan membuat publikasi dengan data DHS. “Harapan tim tentunya kita bisa tembus ke jurnal bereputasi internasional yang terindeks Scopus,” pungkas doktor lulusan Universitas Sydney, Australia, itu.

Penulis: Defrina Sukma S.
Editor : Faridah hari