n

Universitas Airlangga Official Website

Wakil Rektor III: Riset Penting, Namun Dampaknya juga Penting

Ketua Lembaga Penelitian dan Inovasi saat memberikan pemaparan. (Foto: Sefya H. Istighfarica)

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga menargetkan kenaikan jumlah publikasi jurnal yang terindeks Scopus di tahun 2017. Ini adalah bentuk upaya serius Universitas Airlangga demi tercapainya predikat perguruan tinggi kelas dunia.

Hal ini disampaikan Wakil Rektor III Universitas Airlangga Prof. Ir. Moch. Amin Alamsjah, M.Si., Ph.D dalam acara roadshow Bidang III, di Aula Fakultas Kedokteran Airlangga, Senin (23/1). Kegiatan roadshow ini bertujuan untuk mensosialisasikan program pencapaian bidang III kepada staf, dosen, guru besar, dan lektor kepala yang akan direalisasikan sepanjang tahun 2017.

Dari hasil evaluasi, pencapaian kinerja Bidang III di tahun 2016  sudah tercapai dengan baik. Dan memasuki tahun 2017, salah satu target yang akan dicapai oleh Bidang III adalah penambahan jumlah publikasi jurnal penelitian terindeks Scopus.

Amin berpendapat, UNAIR sebenarnya sudah cukup banyak menghasilkan produk penelitian, sayangnya belum banyak penelitian yang terpublikasi secara internasional dan terindeks Scopus.

“Yang kita tahu, FK UNAIR cukup unggul di bidang stemcell, namun apakah penelitian-penelitian terkait stemcell sudah banyak yang terekam dalam indeks Scopus?,” ungkapnya.

Menyikapi hal tersebut, Amin mengimbau kepada para profesor dan lektor kepala untuk lebih getol lagi mempublikasikan penelitiannya ke dalam jurnal internasional terindeks Scopus.

“Profesor wajib publikasi sebanyak satu jurnal internasional setiap tahun. Sementara, lektor kepala wajib publikasi sebanyak satu jurnal internasional setiap 2 tahun sekali,” ungkapnya.

Amin berkeyakinan, kemungkinan besar FK UNAIR mampu menyumbang jurnal cukup banyak mengingat fakultas kedokteran tertua kedua di Indonesia ini memiliki 29 program studi. Dalam proses publikasi, para peneliti nantinya akan dibantu oleh pihak Lembaga Penelitian dan Inovasi (LPI).

“Kedepan, hasil penelitian di bidang apapun akan didorong agar dapat terpublikasi. Harapannya, agar aset ilmiah dari dosen, guru besar dan mahasiswa dapat ditingkatkan. Riset penting, Namun impact-nya ke luar juga penting,” ungkapnya.

Sementara itu, merujuk pada peraturan Kemenristekdikti tahun 2017, UNAIR akan memberlakukan penelitian berbasis output. Ketua LPI Prof. Drs. Hery Purnobasuki, M.Si., Ph.D, mengatakan para peneliti baru akan menerima dana penelitian setelah melaporkan hasil penelitiannya.

“Jadi sudah tidak ada lagi model laporan yang menyebutkan untuk biaya beli mencit, untuk transportasi, dan sebagainya. Ke depan, bunyi laporan akan lebih padat. Pemberian dana sekian untuk penelitian apa,” jelasnya.

Untuk menunjang pencapaian kinerja publikasi pada tahun ini, Ketua Pusat Pengembangan Jurnal dan Publikasi Ilmiah (PPJPI) Dr. Prihartini Widiyanti, drg., M.Kes, mengatakan bahwa pihaknya akan membantu mendata publikasi jurnal internasional yang terindeks Scopus. Selain itu, PPJPI juga memberikan pendampingan bagi fakultas manapun yang akan menggelar seminar internasional yang luarannya berpotensi terindeks Scopus.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris International Office and Partnership (IOP) Margaretha, S.Psi., G.Dip. Psych., M.Sc mengungkapkan, selain memperkuat publikasi jurnal penelitian, hal terpenting lainnya adalah memperkuat kurikulum yang ada atau setidaknya setara dengan  kurikulum universitas di luar negeri.

Badan Perencanaan dan Pembangunan (BPP) Universitas Airlangga pun telah menyusun target program internasionalisasi yang akan dikembangkan tahun ini. Antara lain, menambah jumlah program studi yang terakreditasi internasional, penambahan jumlah double degree, dan penambahan jumlah joint research.

Penulis: Sefya H. Istighfarica
Editor: Defrina Sukma S