UNAIR NEWS – World University Association for Community Development (WUACD) Universitas Airlangga kembali menggelar summer program. Pada tahun ini, WUACD berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR mengangkat tema Community Business Capacity Development Related to GEDSI (Gender Equality, Disability and Social Inclusion).
Pada webinar yang diselenggarakan Selasa (13/07/2022) lalu, Summer Program WUACD menghadirkan para ahli membahas strategi pemberdayaan perempuan melalui skema bisnis. Wakil Dekan Bidang Riset, Inovasi dan Pengembangan Masyarakat FEB UNAIR Dr Ahmad Rizki Sridadi turut hadir dalam kesempatan itu. Ia menjelaskan bahwa saat ini, perempuan dan anak banyak yang masih mengalami tindak kekerasan dan diskriminasi.
Hal itu, lanjutnya, juga ditunjukkan melalui indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) yang masih belum sesuai dengan target yang diharapkan.
“Oleh karena itu, melalui webinar ini saya harap bisa memunculkan sebuah strategi pemberdayaan, sehingga perempuan bisa turut menjadi prioritas dan aktor pembangunan untuk mewujudkan SDGS poin kelima,” ucapnya.
Hilangkan Diskriminasi Perempuan
Dalam kesempatan itu, Dr Jennifer Operio MBA dari Holy Angel University, Filipina hadir sebagai salah satu narasumber. Dalam pemaparannya Dr Jennifer menceritakan bahwa layaknya Indonesia, di Filipina juga terdapat beberapa budaya patriarki yang mendiskriminasi perempuan dalam kehidupan bermasyarakat.
Hal tersebut mengakibatkan peran perempuan tidak terlalu dilibatkan khususnya dalam aktivitas ekonomi. “Alhasil, banyak keluarga terjerembap dalam jurang kemiskinan,” jelasnya.
Dr Jennifer menjelaskan, untuk itu, edukasi guna mengubah mindset serta pemberdayaan berupa pelatihan untuk memberikan keterampilan adalah upaya yang harus dilakukan. Ia mengungkapkan, pemberdayaan melalui pendekatan kelembagaan sejauh ini adalah salah satu upaya yang paling efektif. Ia memberikan contoh pada pemberdayaan perempuan di wilayah Mindanao, Filipina.
“Di wilayah Mindanao terdapat sebuah lembaga pengembang masyarakat yang mendesain sebuah proyek pengembangan khusus untuk para istri petani. Proyek itu pun mendapatkan pendanaan dari Bank Dunia sehingga dapat meningkatkan pendapatan, infrastruktur serta kesejahteraan masayarakat disana secara signifikan,” ujarnya.
Tercatat, selain Dr Jennifer, Webinar tersebut juga dihadiri oleh beberapa narasumber lain seperti Dwi Yuliawati Faiz dari UN Women (United Nation Entity For Gender Equality and Empowerment Women) Indonesia. Dr Tri Siwi Agustina dan Shochrul Rohmatul Ajija MEc dari FEB Universitas Airlangga. (*)
Penulis : Ivan Syahrial Abidin
Editor : Binti Q. Masruroh