Universitas Airlangga Official Website

Studi Kejepangan Kolaborasi Pembelajaran dengan Shizuoka University of Art and Culture (SUAC) Jepang

Kegiatan Pembelajaran Kolaboratif dengan Shizuoka University of Art and Culture (SUAC) Jepang secara daring

UNAIR NEWS – Departemen Studi Kejepangan Universitas Airlangga kembali mengelar pembelajaran kolaboratif secara internasional dengan Shizuoka University of Art and Culture (SUAC). Pembelajaran kolaboratif tersebut diadakan setiap tahun sejak 2021. Pada 2022, kegiatan itu kembali digelar pada Selasa (12/7/2022) secara online dan diikuti mahasiswa jurusan desain produk serta dosen SUAC Profesor Yasuko Takayama.

Diwawancarai UNAIR NEWS, Ketua Program Studi Kejepangan Nunuk Endah Srimulyani S S M A Ph D mengungkapkan bahwa kegiatan pembelajaran kolaborasi kali ini mengangkat tema Budaya Makan di Indonesia. Kegiatan tersebut merupakan salah satu kerja sama Departemen Studi Kejepangan FIB UNAIR dengan SUAC.

“Selain pertukaran mahasiswa selama setahun di SUAC, kami mengadakan summer course di Surabaya,” ungkapnya.  

Pembelajaran yang dilaksanakan secara daring tersebut, sambung Nunuk, memanfaatkan ICT (Information and Communication Technology). Jadi, penyampaian informasi dengan mahasiswa asing dapat dengan mudah dilakukan. Selain itu mahasiswa dari kedua universitas dapat berdiskusi dan bertukar pendapat secara langsung.

“Tidak hanya saling belajar tentang perspektif budaya masing-masing yang tergolong unik, namun kesempatan ini bermanfaat sebagai metode praktis dalam mengasah kemampuan mahasiswa,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa SUAC mengajukan berbagai pertanyaan mengenai gaya hidup orang Indonesia, khususnya perihal makanan. Baik berupa bagaimana cara makan, jenis makananya, hingga cara pembuatan makanan tersebut, sehingga mereka mampu menemukan petunjuk dari ide dan gagasan yang akan dibuat sebagai upaya pemecahan masalah atas produk dan layanan yang mereka pikirkan. Serta, penerapannya dalam bentuk desain produk yang mereka buat.

“Di sisi lain, percakapan yang dilakukan dalam bahasa Jepang menjadi pengalaman lebih bagi mahasiswa Departemen Studi Kejepangan. Karena berkomunikasi secara langsung dengan penutur aslinya (native speaker),” katanya.

Pada akhir sesi, Nunuk mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut ditutup dengan pesan serta harapan kerja sama ke depan. Selain itu, dilanjutkan dengan obrolan di luar topik kegiatan yang diangkat pada tahun ini seperti hobi dan hal apa saja yang sedang populer di Indonesia dan Jepang.

Penulis: Ananda Wildhan Wahyu Pratama

Editor: Feri Fenoria Rifai