UNAIR NEWS – Dampak yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19 nyatanya cukup panjang. Tidak hanya dalam hal ekonomi, dari sisi kesehatan, virus yang terus bermutasi menjadi pekerjaan rumah tersendiri yang patut diselesaikan. Bahkan, perkembangan virus tersebut, membuat suspek yang terjadi pada anak dan bayi semakin meningkat. Kementerian Kesehatan RI pun mencatat bahwa kasus positif Covid-19 di Indonesia pada kelompok anak menanjak mencapai sekitar 11-12 persen.
Hal tersebut yang menjadi latar belakang kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilakukan oleh Fakultas Farmasi (FF) Universitas Airlangga (UNAIR) di Kabupaten Bojonegoro. Kegiatan tersebut mengangkat tema “Penguatan Peran Masyarakat di Bojonegoro Mempertahankan Kesehatan Pasca Pandemi Covid-19”. Acara yang juga sebagai rasa syukur atas Dies Natalis FF UNAIR ke 59 tersebut dilaksanakan pada Sabtu (3/9).
“Sistem imun pada balita belum cukup kuat untuk menghadapi serangan virus atau kuman dari luar. Makin bertambah usia anak, sistem imun makin baik sehingga tubuh lebih terlindungi terhadap ancaman penyebab penyakit,” pungkas ketua tim pengabdian masyarakat, Prof Dr Juni Ekowati MSi apt.
Dalam kegiatannya, peserta yang terdiri dari guru dan orang tua murid tersebut dibekali dengan teknik pemberian obat kepada anak. Diantaranya, cara mendapatkan obat untuk anak, cara menggunakan obat pada anak, cara menyimpan, hingga cara membuang obat-obatan anak secara tepat dan bijak. Selain manajemen obat, menurutnya, asupan gizi berupa makanan juga memerlukan perhatian.
“Bagaimana menyiapkan pangan sehat untuk anak sebagai usaha preventif pencegahan penyakit yang memberi efek jangka panjang,” pungkasnya.
Makanan Cepat yang Mematikan
Tidak hanya itu, kondisi masyarakat yang lebih suka mengonsumsi makanan cepat saji dan instan juga menjadi pemicu berbagai penyakit. Menurutnya, tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun telah dibiasakan untuk memakan makanan cepat saji. Tentunya, hal tersebut menjadi tugas orang tua untuk tetap memberikan makanan dengan kandungan gizi yang seimbang. Ia melihat, banyaknya makanan instan yang menggunakan bahan tambahan pangan yang melebihi batas.
“Khususnya pemanis buatan dapat memicu intoleransi glukosa yang dapat berkembang menjadi diabetes mellitus pada usia muda yang tentu saja menjadi pemberat jika terjadi infeksi virus COVID-19,” tambah Ketua Departemen Ilmu Kefarmasian FF UNAIR tersebut.
Good Health and Well Being
Pada pelaksanaannya, Prof Juni berharap pelatihan dan ilmu yang diberikan dapat diimplementasikan oleh masyarakat dan menjadi kebiasaan baru yang baik. Menurutnya, peran orang tua dan guru sangat penting. Hal tersebut tentunya setali dua uang dengan usaha mewujudkan Sustainable Development Goals (SDG’s) atau tujuan pembangunan berkelanjutan yang ke-3 dan ke-17, yaitu good health and well being dan partnership for goals.
“Penerapan pola makan yang sehat juga perlu terus dipertahankan karena makanan sehat yang dikonsumsi dapat berperan juga dalam pencegahan penyakit maupun mempercepat penyembuhannya,” tutupnya.
Penulis: Afrizal Naufal Ghani
Editor: Nuri Hermawan