UNAIR NEWS – Indonesia masih sebagai daerah endemik hepatitis, meski tidak begitu menjadi sorotan publik. Namun, kenyataannya ada 745.000 kasus kematian dan 800.000 kasus baru terjadi. Hal itu disampaikan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) Dr Bagus Setyoboedi dr SpAK dalam Seminar Ilmiah Kesehatan Tenaga Ahli Laboratorium Klinik (SIKLIK) yang berjudul Get to Know More About Hepatitis and Liver Cancer Followed by The Role of MLT in The Examination. Ia mengatakan kanker hati relatif lebih sulit untuk disembuhkan lantaran diagnosisnya kerap diketahui pada stadium menengah atau akhir.
“Hepatitis itu peradangan pada nekrosis/jaringan hati, sebab adanya infeksi virus dan non virus seperti bakteri dan parasit. Ada pula yang disebabkan autoimun. Munculnya bisa dalam jangka waktu yang lama. Terkadang berujung pada kanker hati. Namun hepatitis kronis terjadi setelah hepatitis akut, biasa dialami oleh pasien yang terinfeksi hepatitis c dan hepatitis b,’’ jelasnya pada Minggu (4/9/2022).
Bagus pun menyebut beberapa gejala hepatitis b akut seperti demam, lemas, mual dan jaundice (menguningnya kulit dan putih mata). Terlepas dari itu juga hasil lab Hepatitis B surface antigen atau HBsAg positif, Alanine transaminase (ALT) atau enzim pengubah protein menjadi energi yang digunakan oleh sel-sel hati naik, IgM anti-HBc positif, HBeAg positif, HBV DNA positif. Selebihnya WHO juga telah membuat alur deteksi dini hepatitis akut yang akan dilakukan sesuai tata laksana rumah sakit.
Selanjutnya Ferdy Royland Marpaung dr Sp PK Kepala Departemen Patologi Klinis Rumah Sakit Dr Soetomo menambahkan berdasarkan data dari WHO terdapat 296 juta orang terinfeksi hepatitis B kronis dan sebanyak 1,5 juta infeksi baru setiap tahun.
“Hepatitis B memang menjadi penyakit yang cukup serius dan hepatitis b menjadi penyebab utama kanker hati,’’ ucap Ferdy yang juga alumnus UNAIR itu.
Ferdy juga menyampaikan berdasarkan statistik dari Jakarta Cancer Registry rasio penyakit liver pada wanita sebanyak 1.4/100.000 penduduk dan pada pria sebanyak 4.0/100.000 penduduk. Hepatitis B bisa bertahan selama lebih dari 7 hari di luar tubuh dan masa inkubasi selama 2-6 bulan dengan rata-rata 60 hari.
Sementara kemunculan hepatitis misterius pada anak di Indonesia per 23 Juni 2022 terkonfirmasi 70 kasus dengan sebaran terbanyak provinsi Jakarta. Dari hal tersebut baru menjadi isu serius atau sorotan publik. Oleh sebab itu alumnus UNAIR itu menjelaskan beberapa pencegahan umumnya. Di antaranya, masyarakat diharapkan tetap tenang dan berhati-hati, rutin mencuci tangan dengan sabun, meminum air bersih dan makan-makanan yang matang penuh, membuang tinja atau popok pada tempatnya, tidak menggunakan alat makan dengan orang lain, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, mengurangi mobilitas, menjaga jarak, dan menggunakan masker.
Penulis : Viradyah Lulut Santosa
Editor: Khefti Al Mawalia