Universitas Airlangga Official Website

Tim Pengmas FH UNAIR Tingkatkan Daya Saing Kopi Kare

Sesi foto bersama tim pengmas FH UNAIR bersama warga. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Hukum Unair melaksanakan kegiatan penyuluhan di Dusun Seweru, Kare, Kabupaten Madiun pada tanggal 10-11 September 2022 yang lalu,. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pengabdian masyarakat sebelumnya, yaitu pada tanggal 23 Juli 2022 di lokasi yang sama. Pengabdian ini dimulai dengan melaksanakan sosialisasi oleh Iman Prihandono, Ph.D, Franky Butar Butar, S.H., LL.M., dan Cenuk Sayekti, Ph.D. terkait pentingnya kopi dalam pasar nasional dan internasional, pentingnya menjaga kualitas kopi, sampai dengan materi tentang peranan sertifikasi Ekolabel Swadeklarasi. Materi ini disampaikan sebagai dasar permahaman yang harus dimiliki oleh para petani kopi Kare di Dusun Seweru dalam mengembangkan dan memaksimalkan potensi yang ada namun belum terperdaya secara maksimal. Hal ini ditujukan guna menghasilkan produksi kopi Kare yang berdaya saing, namun tetap dengan memperhatikan kelestarian alam.

Kopi merupaan produk andalan Kabupaten Madiun yang tumbuh di kawasan lereng Gunung Wilis, Kecamatan Kare. Saat ini ada sekitar 55 hektare lahan di kawasan Kare yang ditanami pohon kopi. Perkebunan kopi di Dusun Suweru Kare dikelola oleh Kelompok Tani. Adapun varian kopi yang menjadi mayoritas dibudidayakan di Kare adalah robusta yang berkualitas tinggi. Hal ini karena ketinggian wilayah Dusun Suweru terletak 700 meter di atas permukaan laut (MDPL) cocok untuk ditanami kopi robusta. Kopi Kare atau disebut juga dengan kopi Wilis diolah dan diambil dari perkebunan kopi yang hanya tumbuh di lereng Gunung Wilis memiliki keunikan atau specialty sehingga memiliki rasa yang berbeda dari jenis kopi lain yang ada di Indonesia.

Semua kopi yang dijual tersebut ditanam dan diolah sendiri oleh anggota kelompok tani setempat, yaitu Mugi Lestari. persaingan pasar kopi nasional yang ketat mendorong Kelompok Tani Mugi Lestari untuk lebih dapat memperluas pemasaran kopinya sampai ke manca negara. Akan tetapi, permintaan pasar kopi luar negeri menuntut para petani kopi di Dusun Suweru untuk dapat mengembangkan pertanian kopi secara berkelanjutan yang salah satunya adalah dengan menekankan pada konsep kopi oragnik bebas pestisida sehingga dapat diekspor di mana kualitas dan produktivitas kopi yang dihasilkan tidak saja memberikan peningkatan kesejahteraan bagi para petani, tetapi juga melindungi lingkungan.

Saat ini, harga jual Kopi  Kare dihargai setiap bungkusnya adalah hanya Rp 12.500 / 250gram. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk meningkatkan harga produk kopi adalah dengan menyertakan komoditas Kopi Kare dalam program sertifikasi Ekolabel. Adapun permasalahan yang dihadapi oleh mitra adalah sebagai berikut: Pertama, belum pahamnya mitra tentang pentingnya kopi yang bebas pestisida atau organik. Kedua, mitra tidak memiliki akses finansial maupun pendampingan untuk memperoleh sertifikasi sesuai standar Ekolabel, khususnya Tipe 2 yang menjadi syarat pasar internasional. Rendahnya upah dan pendapatan para petani kopi di Dusun Suweru tidak memungkinkan para petani ini untuk menyelesaikan masalah sendirian sehingga perlu dilakukan pendampingan terhadap kelompok tani seperti pendampingan pendaftaran sertifikasi ekolabel pada Kopi Kare ke Lembaga Sertifikasi Ekolabel.

Sebagai sesi akhir dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, dilaksanakan sesi tanya jawab sebagai  sarana dalam mengetahui hal-hal yang belum dipahami oleh para peserta berkenaan dengan materi Ekolabel Swadeklarasi. Dengan melihat antusiasme para petani kopi dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sehingga muncul gagasan untuk ditindaklanjuti untuk pelaksanaan pengabdian masyarakat ke tahap selanjutnya.

Penulis: Tim Pengmas