UNAIR NEWS – Kampus merdeka menjadi program unggulan dari KEMENDIKBUD RISTEKDIKTI yang membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman baru. Mulai dari pengabdian masyarakat di berbagai daerah, magang, hingga pertukaran mahasiswa dalam dan luar negeri
Dalam program bincang Yuk Bisa Yuk yang disiarkan langsung melalui Live Instagram @Univ_Airlangga pada Jumat (7/10/2022), Universitas Airlangga menghadirkan berbagai sudut pandang pengalaman mahasiswa UNAIR yang menjadi pejuang program kampus merdeka. Mulai dari Al Irsyadillah Aidan dari Pejuang Muda, Faradyah Lulut Santosa dari Magang Kampus Merdeka dan Zalfa Jatmiko yang mengikuti program IISMA.
Pejuang muda di Biak Numfor
Al Irsyadillah Aidan mengatakan pejuang muda merupakan program kampus merdeka yang berafiliasi dengan kementerian sosial dengan tujuan menerjunkan mahasiswa secara langsung pada daerah yang membutuhkan. Mahasiswa dapat memilih daerah yang dituju pada saat pendaftaran.
“Penempatannya sendiri di satu tempat, di kabupaten tersebut nanti keliling untuk menemui warga,” katanya.
Mahasiswa yang biasa disapa Alex itu memang menginginkan untuk magang di luar Surabaya sambil mengabdi di tengah masyarakat. Ada banyak hal mengesankan saat dia mengikuti pejuang muda di Kabupaten Biak Numfor, Papua. Beragam budaya dan pengalaman baru dapat digunakan untuk hidup kedepannya.
Alex menuturkan terdapat dua tahapan pengumuman untuk seleksi pejuang muda, yaitu pengumuman lolos forum group discussion (FGD) dan pengumuman lolos seleksi yang sudah diterima magang. Setelah itu mahasiswa akan mendapat pengarahan lebih lanjut.
“Mulai pembekalan, ketemu tim, mentor dan setelah itu akan dikirim ke lokasi yang dipilih,” tuturnya.
Untuk informasi pejuang muda dapat dilihat pada laman instagram @pejuangmuda.ri. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik itu mengungkapkan banyak manfaat yang akan didapatkan dari ikut terjun menjadi pejuang muda.
“benefitnya yaitu konversi 20 SKS, sertifikat dari kementerian sosial, kalo udah di lokasi akan dapat atribut seperti tas, rompi dan sebagainya,” ungkapnya.
Koneksi Internasional dari IISMA
Zalfa Jatmiko merupakan penerima beasiswa IISMA 2020 di salah satu universitas Italia. Selama IISMA, Zalfa memiliki tujuan untuk belajar, mengintegrasikan diri dengan budaya luar. Sehingga dia mengerti cara mengadaptasikan diri dengan budaya dan orang didalamnya. Banyak manfaat yang didapatkan dirinya dari ikut IISMA seperti relasi, teknik pemecahan masalah, tanggung jawab dan apresiasi budaya lain.
“Banyak yang didapatkan seperti networking yang paling utama, tak hanya dengan orang indonesia namun juga dari yang luar sana,” tuturnya
“Kita meningkatkan skill untuk problem solving, gak bisa menikmati mobil pribadi serta tanggung jawab lebih tinggi dan apresiasi budaya,” tambahnya.
Zalfa Jatmiko menceritakan pengalaman unik yang cukup mengagetkan dirinya. Salah satunya adalah budaya riposo dan membuatnya lebih menghargai budaya lokal baik disana maupun di Indonesia.
“Ada budaya unik di sana, kalau di Indonesia hanya budaya tidur siang saja. Tapi di Italia ada satu budaya tidur siang yang namanya riposo. Jadi semua orang berhak tidur siang dari jam 11 sampai jam 2 semua orang. Jadi jangan kaget ditolak makan di restoran saat makan siang,” ungkapnya
Mahasiswa FH UNAIR itu menjelaskan untuk dapat mengikuti IISMA, pendaftar harus memiliki paspor. Selain itu pendaftar merupakan mahasiswa semester 4 dan semester 6
Terdapat tiga tahapan yang harus dilalui oleh pendaftar yang biasanya dibuka pada awal tahun.
“Tahapan yang harus dilalui yaitu seleksi administrasi, menulis essay dan motivasi, serta interview. Itu pengalamanku untuk program sarjana. Tapi untuk vokasi kemungkinan juga sama,” tuturnya.
Untuk mempersiapkan seleksi, Zalfa menyarankan agar pendaftar nanti mempersiapkan segala halnya. Seperti mencari mencari mentor untuk mereview esai, melakukan riset dan memilih universitas pada negara yang mini terkena culture shock yang dapat mengganggu akademik. Serta jangan pernah melakukan dengan sistem kebut semalam dalam mengerjakan esai, karena esai butuh waktu untuk berkembang dan matang.
Kenali Dunia Industri Lebih Dalam Magang Kampus Merdeka
Faradyah Lulut Santosa merupakan salah satu mahasiswa yang diterima pada magang BPOM dalam program Magang Merdeka, Kampus Merdeka. Dari sana, Fira mendapat pengalaman penting terkait kejadian luar biasa pangan di tengah masyarakat. terutama menjadi sinyal pentingnya edukasi keamanan pangan.
“Aku mendapat pengalaman ada KLB makanan hajatan. Itu terjadi karena dalam pengolahannya kurang teredukasi, akhirnya ketika dikonsumsi menjadi KLB,” ungkapnya.
Mahasiswa prodi Gizi, FKM UNAIR itu tak menyangka kehadiran peserta magang dalam mengedukasi masyarakat mendapatkan respon positif. Sehingga masyarakat dapat berkembang dalam mengolah pangan menuju arah yang lebih positif dengan pengetatan standar keamanan pangan.
“Kehadiran kita bisa merubah perilaku melalui saran yang kita berikan, mereka juga mengembangkan prasarana yang aman dan melakukan menguji produk untuk memastikan benar benar aman,” katanya.
Selain mendapat relasi dari mentor BPOM dan UMKM, Fira juga mendapatkan sertifikasi magang. Sehingga tidak ada kata menyesal dalam mengikuti program kampus merdeka dari KEMENDIKBUD RISTEKDIKI. Beberapa hal pun perlu disiapkan pendaftar untuk meningkatkan peluang lolos.
“Yang perlu disiapkan yaitu CV yang terus di upgrade, nabung sertif sedini mungkin menjadi pendukung. Kemudian wajib ikut sosialisasinya baik di industri dan jangan lupa memfollow akun kampus merdeka BPOM,” ujarnya
Penulis:azhar burhanuddin
Editor:Feri Fenoria