Universitas Airlangga Official Website

Edukasi dan Pendampingan Maksimalkan Potensi Anak Berkebutuhan Khusus

UNAIR NEWS – Mengungkap tema Raising Awareness to Maximize Their Potentials, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga mengundang dua pembicara dalam webinar yang dilangsungkan Sabtu (15/10/2022). Pemaksimalan potensi anak-anak berkebutuhan khusus menjadi topik utama pada webinar tersebut.

Pembicara pertama Dr Saeid Motevalli mengungkap beberapa kategori anak dengan kebutuhan khusus, yakni anak-anak dengan hambatan mental, gangguan belajar, berbicara, menerjemahkan bahasa, gangguan emosi dan perilaku, hiperaktif, penyandang autisme, dan sebagainya.

“Sehingga diperlukan metode pembelajaran yang berbeda pula untuk mereka, yaitu dengan metode segregasi dan inklusi,” terangnya.

Saeid mengungkap bahwa metode segregasi kurang dapat diterima di beberapa daerah karena anak-anak berkebutuhan khusus akan dipisah dari teman sebaya mereka. Anak-anak tersebut akan diedukasi oleh orang-orang dengan concern pendidikan masing-masing yang tentunya jauh dari usia mereka.

Berbeda dari segregasi, metode inklusi dirasa Saeid lebih cocok di banyak wilayah karena menekankan kebersamaan antara teman sebaya. “Anak-anak ini, tanpa memedulikan kebutuhan khusus mereka, diedukasi bersama dan oleh teman sebaya di lingkungan masing-masing sehingga ada pemenuhan dukungan lebih maksimal untuk mereka,” ungkapnya.

Butuh Pendampingan

Pemateri kedua, Afif Kurniawan MPsi mengungkap bahwa sebetulnya pemerintah telah berusaha mendukung anak berkebutuhan khusus dalam bentuk komitmen konstitusional. Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa hal tersebut tidak cukup karena membutuhkan lebih banyak peran pihak-pihak terkait.

Anak berkebutuhan khusus, lanjut Afif, membutuhkan pendamping yang dapat membuka pikiran mereka sehingga mereka dapat menemukan arti bahwa mereka adalah anak yang berharga. Tentunya, pendamping dapat dari lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, dan lain-lain.

“Oleh karenanya, dibutuhkan pendamping dengan pengetahuan luas, hingga akhirnya pendamping dapat memberikan upaya sinergis untuk merawat, memelihara, mendidik, sampai mendukung bakat atau potensi yang dimiliki anak dengan kebutuhan khusus,” terangnya.

Sebagai bukti nyata bahwa adanya keberhasilan jika dibarengi dengan kemauan, bakat, dan dukungan, Psikolog untuk ASEAN Para Games itu menampilkan video Ni Nengah Widianingsih, peraih medali perunggu pada 11th ASEAN Para Games 2022.

“Bagi saya, bukan medalinya yang penting, melainkan bagaimana para atlet ini menemukan bahwa mereka menjadi representatif Indonesia yang luar biasa di ajang dunia. Mereka mendapatkan ruang untuk menampilkan potensi terbaik yang mereka miliki dan mereka bahagia dengan itu,” tutupnya. (*)

Penulis: Leivina Ariani Sugiharto Putri

Editor : Binti Q. Masruroh