Universitas Airlangga Official Website

Upaya BEM FISIP Unair Mengawal Keadilan dan Bagaimana Fakultas Mendukungnya

SURABAYA | HUMAS – Melalui United FISIP Orientation (UFO), mahasiswa FISIP Universitas Airlangga telah dilatih untuk melek pada celah-celah ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya sejak menjadi mahasiswa baru. Upaya ini rupanya masih dilestarikan oleh Kementerian Politik Strategis BEM FISIP Unair yang secara konsisten melakukan kajian mendalam dan kritis pada isu-isu negara maupun kampus sendiri di Instagram. Salah satu contoh konten yang diunggah pada (20/09/2022) lalu, mengangkat judul “Balada Parkir di Kampus B: Dipajaki oleh Rektorat, Dipungut Liar oleh Oknum Keparat”.

Dalam wawancaranya, Rifat Daulah Isma’i selaku Menteri Polstrat mengatakan bahwa kajian tersebut berangkat dari keluh-kesah mahasiswa FISIP dan Kampus B. Beberapa orang diperlakukan tidak adil dengan dipunguti biaya tertentu sebagai uang kontribusi/sumbangsih, sedangkan mahasiswa sejatinya telah bersumbangsih pada kampus melalui pembayaran UKT. “Dengan terus mengeluarkan produk-produk kritis, sejatinya tujuan kami adalah mengawal keadilan dan kebenaran, serta mengupas kebobrokan-kebobrokan dimanapun itu berada,” ujar Rifat. Menurutnya, inilah bentuk nyata dari mengimplementasikan nilai-nilai FISIP, yakni nilai-nilai yang menjunjung tinggi keadilan, kesetaraan, perlawanan terhadap penindas, nilai-nilai kritis, dan nilai perjuangan yang kental.

Menjawab perkara ini, Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, Drs., M.Com selaku Wakil Dekan I FISIP Unair memaparkan bahwa fakultas mendukung keberadaan BEM FISIP Unair sebagai pelopor pergerakan mahasiswa, dan melakukan kajian kritis terhadap kebijakan yang dibuat negara atau kebijakan yang dibuat kampus. Selama aktif melakukan kajian kritis, Rifat sepakat bahwa FISIP yang berperan sebagai fasilitator telah menjamin ruang demokrasi tersebut. “Namun, harus tetap diperhatikan nilai-nilai tanggung jawab dari setiap aktivitas pikir maupun fisik yang dilakukannya. Dalam setiap kritiknya, mahasiswa FISIP harus pula mampu memberi alternatif solusi atas kritiknya,” tutur Prof. Jusuf.

Menurutnya, peran kritis mahasiswa sangat penting untuk menjunjung keadilan bagi masyarakat sesuai dengan yang dicita-citakan para founding fathers negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Atas dasar itulah, FISIP terlibat dalam mendukung kegiatan mahasiswa dengan menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan. Fakultas juga berharap agar kegiatan dan gagasan yang diajukan selalu menjunjung tinggi etika dan moralitas. “Mahasiswa diharapkan terus konsisten dengan perjuangan para pahlawan demi kesejahteraan masyarakat dan kejayaan bangsa Indonesia,” imbuhnya.

Rifat pun turut menambahkan harapannya agar FISIP tidak hanya menyediakan fasilitas untuk menunjang kegiatan mereka, tapi juga mampu memberikan apresiasi. “Eksistensi Kemenpolstrat per hari ini juga perlu sebuah apresiasi atau dukungan moral dari pihak fakultas, karena tujuan adanya Kemenpolstrat saat ini untuk melestarikan sifat kritis yang menjadi prinsip dari FISIP,” pungkasnya.

Artikel ini merefleksikan nilai SDGs ke-16 Peace and Justice yang dicanangkan oleh PBB. (RA).