n

Universitas Airlangga Official Website

Prosesi Wisuda Jadi Ladang Bisnis Bagi Mahasiswa dan Warga

wisuda ladang bisnis
Kemeriahan wisuda UNAIR menjadi ladang bisnis dadakan bagi mahasiswa dan warga. (Foto: UNAIR News)

UNAIR NEWS – Kelulusan para mahasiswa berjalan begitu meriah. Sanak famili, teman dekat, hingga orang spesial berbondong-bondong mengucapkan selamat kepada para wisudawan Universitas Airlangga.

Suasana yang meriah ditambah dengan banyaknya orang yang datang dimanfaatkan oleh para mahasiswa dan warga sekitar untuk mengais keuntungan. Ya, wisuda UNAIR memang menjadi ladang bisnis dadakan.

Pada prosesi-prosesi wisuda sebelumnya, termasuk periode Maret tahun 2017, sepanjang jalan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat hingga Airlangga Convention Center, tempat wisuda dilaksanakan, banyak ditemui mahasiswa UNAIR dan warga sekitar yang menggelar dagangannya.

Barang yang mereka jual pun variatif, mulai dari makanan dan minuman, boneka, hingga bunga asli seperti mawar.

Karina, mahasiswa program studi D-3 Sistem Informasi, telah memanfaatkan momen wisuda untuk berjualan sebanyak dua kali sejak tahun 2016. Ia memilih untuk berjualan makanan ringan seperti gorengan yang dikemas rapi dalam plastik.

“Alasannya, karena di sini sudah banyak yang berjualan bunga. Karena kalau jualan makanan, pasti banyak yang laku,” tutur mahasiswa tahun angkatan 2014 seraya tertawa.

Ia berjualan bersama rekan-rekannya yang memang memiliki niat untuk berjualan saat prosesi wisuda. Karina berkata, setiap anak masing-masing mendapat tugas untuk memasak makanannya yang akan dijual. Saat proses jualan berlangsung, mereka juga berbagi tugas.

“Ada yang bagian nunggu, dan ada yang bagian jalan-jalan untuk memasarkan barang dagangan,” cerita Karina.

Barang dagangannya dijual dengan harga terjangkau dari kisaran Rp 2.500 sampai Rp 5.000 per itemnya. Keuntungannya pun tak sedikit meski ia menolak untuk menyebutkan nilai pastinya.

Selain Karina, ada pula Oky, mahasiswa Manajemen yang berjualan bunga. Bunga mawar yang dijualnya adalah bunga mawar asli. Ia menyediakan dua pilihan paket bunga. Yakni, setangkai bunga mawar yang dibungkus plastik bermotif. Satunya lagi, buket bunga mawar.

Oky yang sudah berjualan di prosesi wisuda sejak tahun 2016 mengaku, barang yang ia jual disuplai dari pedagang bunga di salah satu kawasan di pusat Surabaya. Ia mensuplai sebanyak 50 tangkai mawar untuk pilihan paket pertama.

“Yang lebih banyak laris yang setangkai mawar,” tuturnya.

Mahasiswa Manajemen tahun angkatan 2014 itu menjualnya dengan harga Rp 10.000 per tangkai, dan Rp 50.000 per buket bunga. Dari hasil penjualan bunga, ia memperoleh keuntungan sekitar Rp 150.000 selama satu hari berjualan.

Menurut pengalamannya selama berjualan saat wisuda, ia belajar untuk menentukan waktu yang efektif untuk memasarkan dagangan. “Kalau saya berjualan sejak pagi, nunggunya lebih lama. Mending saya datang agak siangan karena kalau sebelum jam sepuluh kan masih sepi,” tuturnya.

Penulis: Defrina Sukma S