Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa FPK UNAIR Ubah Limbah Kerang Darah Jadi Produk Penetral pH Budidaya Lele

UNAIR NEWS – Mahasiswa harus mengambil peran penting dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satu bentuk kontribusi tersebut dapat direalisasikan melalui penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang optimal.

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali berkiprah menemukan inovasi produk penetral pH budidaya ikan lele. Tim penelitian yang diketuai oleh Enrikko Ahmad Naufal itu mendapatkan peringkat ketiga dalam Airlangga Maritim Week FPK UNAIR 2022 yang diselenggarakan pada Minggu (6/11/2022).

Kepada UNAIR NEWS, Puji Eka Sri Lestari salah satu anggota tim menuturkan bahwa inovasi yang mereka usung bertajuk Optimalisasi Limbah Cangkang Kerang Darah (Anadara Granosa) Sebagai Kapur Penetral pH Tanah Kolam Budidaya lele (Clarias Bathracus) Guna Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Semare, Kabupaten Pasuruan.

“Desa Semare, Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi laut yang melimpah, salah satunya kerang darah. Hasil laut ini hanya dikonsumsi masyarakat dan menghasilkan limbah cangkang yang cukup mengkawatirkan lingkungan,” ucap Puji.

Ia meneruskan, penelitian tersebut fokus pada pendayagunaan limbah cangkang kerang darah sebagai kapur penetral pH dengan kandungan kalsium karbonat yang lebih tinggi dari batu gamping, cangkang telur, dan keramik.

Mahasiswa tahun ketiga tersebut menuturkan, penelitiannya bertujuan menciptakan upaya pengolahan limbah cangkang kerang darah menjadi produk kapur penetral pH tanah kolam budidaya dengan menjadikannya bernilai jual tinggi. Hal ini tentunya mampu menjadi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat secara optimal.

“Proses pembuatan produk ini sangat mudah dengan menyediakan bahan limbah cangkang kerang darah. Selanjutnya limbah tersebut dibersihkan dan dikeringkan. Setelah kering, bahan tersebut dihaluskan dengan mesin penggiling. Lalu produk dikemas dan siap dipasarkan kepada masyarakat,” tambah mahasiswa asal Kabupaten Bangkalan tersebut.

“Besar harapan tim peneliti terhadap masyarakat desa sasaran. Melalui program penelitian ini diharapkan mereka mampu menjadikan limbah tersebut memiliki nilai fungsi dan jual yang tinggi sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat dan desa tersebut,” tutup Puji di akhir penyampaian. (*)

Penulis: Afan Alfayad

Editor: Binti Q Masruroh