UNAIR NEWS – Komunitas Peradilan Semu Fakultas Hukum Universitas Airlangga (KPS FH UNAIR) kembali menambah prestasi. Kali ini, delegasi KPS FH UNAIR berhasil meraih peringkat juara kedua dalam lomba peradilan semu militer tingkat nasional. Lomba tersebut diadakan oleh Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM) yang berada di bawah naungan Direktorat Hukum Angkatan Darat (Ditkumad) di Jakarta.
Lomba tersebut merupakan lomba pertama yang diselenggarakan oleh STHM yang bertemakan hukum pidana militer. Atas kerja keras delegasi, KPS FH UNAIR berhasil menjuarai kompetisi tersebut. Dalam wawancara dengan UNAIR NEWS pada Senin (14/11/2022), Zahra Syiva Anjany selaku official ditemani Fredrick Binsar Gamaliel Manurung selaku anggota delegasi menyampaikan kesannya.
“Kesannya, tentu bangga karena KPS FH UNAIR berhasil menjuarai lomba peradilan semu militer pertama yang diadakan oleh STHM Ditkumad. Apalagi karena peserta dari lomba ini sangat banyak, yaitu berasal dari 25 universitas di tanah air. Kemenangan ini menjadi bayaran atas kerja keras delegasi,” jelas Zahra.
Zahra juga menjelaskan bagaimana delegasi tersebut menjalani proses lomba tersebut. Ia menjelaskan perihal waktu yang tergolong singkat dalam persiapan sebuah kompetisi peradilan semu yang membuat delegasi harus berusaha lebih keras.
“Jadi, kita (delegasi, -red) hanya mendapat waktu selama tiga minggu untuk menyusun berkas persidangan dan kemudian, melakukan latihan sidang. Padahal biasanya, NMCC (kompetisi peradilan semu, -red) pada umumnya, memerlukan waktu selama enam bulan lamanya. Untungnya, kita tidak perlu menyusun berkas sebanyak NMCC umumnya karena sudah diberikan BAP (Berita Acara Pemeriksaan -red),” jelas Zahra.
Kemudian, Fredrick juga menyampaikan bagaimana tantangan delegasi tersebut untuk mempelajari materi hukum pidana militer dan hukum acara pidana militer. Selain itu, delegasi tersebut juga mempelajari bagaimana pengorganisasian tentara yang berbeda dari sipil.
“Sebagai orang sipil, kami (delegasi -red) terlebih dahulu mempelajari filsafat tentara karena sangat berbeda dari sipil. Kami (delegasi -red) mempelajari bagaimana hierarki komando di tentara mulai dari Markas Besar TNI hingga tingkat Koramil, belajar juga bahwa hukum yang berlaku bagi tentara berbeda, bahkan punya polisi sendiri (Polisi Militer) dan jaksa (Oditur Militer),” jelas Fredrick.
Terakhir, Fredrick menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung delegasi hingga bisa mencapai peringkat juara. Namun, Ia juga turut menyampaikan harapannya kepada KPS FH UNAIR dan FH UNAIR agar terus memberi dukungan bagi prestasi mahasiswa.
“Sangat berterima kasih kepada dosen-dosen FH UNAIR yang telah bersedia menerima konsultasi. Juga, terima kasih kepada praktisi yang mengarahkan, seperti para calon hakim di Pengadilan Militer Surabaya III-12, rekan-rekan KPS FH UNAIR, dan seluruh pihak. Ke depannya, semoga makin banyak prestasi yang dicetak oleh mahasiswa FH UNAIR. Apalagi, lomba ini kemungkinan besar akan diselenggarakan kembali ke depannya,” tutup Fredrick.
Penulis: Fredrick Binsar Gamaliel M
Editor: Nuri Hermawan