Universitas Airlangga Official Website

Desa Emas: Komitmen Universitas Airlangga dalam Percepatan Penurunan Stunting

FKM NEWS – Dalam rangka percepatan penurunan stunting di Indonesia, beberapa upaya dilakukan untuk mencapai target penurunan angka stunting yaitu sebesar 14% di tahun 2024. Salah satu komitmen dan upaya Universitas Airlangga dalam menurunkan angka stunting yaitu melalui program Desa Emas. Desa Emas merupakan program dengan tujuan meningkatkan peran desa dalam eliminasi masalah stunting menggunakan pendekatan 5 pilar di Jawa Timur. Program ini dilaksanakan oleh Universitas Airlangga dan 19 perguruan tinggi di Jawa Timur dengan melibatkan 18 kabupaten/kota yang berlangsung sejak bulan Juli hingga Desember 2022.

Nama Emas berasal dari akronim kata eliminasi stunting. Program ini bermitra dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Universitas Airlangga sebagai leader Desa Emas. Dengan diketuai oleh Dr. Siti Rahayu Nadhiroh, SKM., M.Kes dari Departemen Gizi FKM UNAIR. Dalam program ini Prodi S1 Gizi FKM UNAIR dan S1 Kesehatan Masyarakat FKM UNAIR masing-masing menerjunkan 13 dan 10 mahasiswanya untuk menyukseskan program Desa Emas.

Pilar satu program Desa Emas berupa peningkatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah daerah dan desa/kelurahan. Output yang diharapkan tercapai dalam pilar ini yaitu terdapat pendampingan dari perguruan tinggi dalam penguatan komitmen pemerintah daerah hingga desa sehingga menghasilkan kebijakan dan regulasi untuk mendukung penurunan stunting di kabupaten/kota dan desa di Jawa Timur.

Pilar dua program Desa Emas berupa penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, dan riset. Output pada pilar ini yaitu adanya audit kasus stunting dan pendampingan rumah dataku.

Selanjutnya pilar ketiga program Desa Emas yaitu komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat dalam hal gizi, perilaku sehat, gotong royong, dan kemandirian. Salah satu kegiatan dalam pilar ini yaitu kampanye anti stunting secara partisipatoris yang menghasilkan video edukasi tentang stunting dalam bentuk video tiktok. Output dari kegiatan ini berupa terciptanya media-media kampanye yang sesuai dengan situasi dan kondisi lokal seperti, poster, video edukasi, dan leaflet. Selain itu juga diadakan training of trainer (ToT) untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mencegah stunting.

Pilar empat program Desa Emas yaitu Konvergensi intervensi spesifik dan sensitif, melalui pendekatan kampung keluarga berkualitas. Output dari pilar ini yaitu adanya pembinaan kampung KB dan DASHAT (dapur sehat atasi stunting) pada 18 Kab/Kota di Jawa Timur. Dimana telah terbentuk sebanyak 5 Dapur Sehat (DASHAT) di Kabupaten Bojonegoro, Pasuruan, Nganjuk dan Kabupaten Gresik. Selain itu juga terdapat pengembangan dan pembinaan lingkungan sehat dengan upaya penyediaan air bersih serta layanan terpadu pranikah (Laduni) dan suplementasi MMN (multi micro nutrient).

Pilar yang terakhir program Desa Emas yaitu ketahanan pangan di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan bahan pangan lokal. Beberapa kegiatan dalam pilar ini yaitu pembuatan peta potensi sumber pangan lokal dan inovasi pemberdayaaan masyarakat kemandirian melalui aquaponik emas.

Dalam pelaksanaannya, Desa Emas melibatkan beberapa mahasiswa MBKM yang berasal dari 14 perguruan tinggi di Jawa timur. Total sebanyak 523 mahasiswa dari beragam program studi terlibat langsung dalam program ini mulai bulan Juli hingga Desember 2022. Diharapkan program Desa Emas ini dapat menurunkan jumlah balita stunting khususnya di Jawa Timur. Oleh karena itu diperlukan kolaborasi dan partisipasi aktif semua pihak untuk mewujudkan Indonesia bebas stunting.

 

Penulis : Ambarsih Prameswari.