UNAIR NEWS – Empat mahasiswa prodi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga berhasil meraih Diamond Award (juara 1) serta Best Video Award Kategori B pada gelaran kompetisi Student Invention, Innovation, and Technology (SIITC) Innovation Design Award 2022 yang diselenggarakan oleh Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia, Jumat (4/11/2022). Keempat mahasiswa tersebut adalah Darmawan Tri Pangestu, Dyah Ayu Wiranti, Petrus Perlindungan Zai, dan Muhammad Dzulfikar Al Ghofiqi.
Dengan tema Empowering Student Through Education and Innovation, keempat mahasiswa angkatan 2019 itu menggagas aplikasi bernama Gov-Chain, sebuah aplikasi perekam transaksi keuangan pemerintah yang terintegrasi dengan teknologi blockchain.
“Itu sebuah aplikasi yang terintegrasi dengan teknologi blockchain yang di mana aplikasi ini nantinya digunakan sebagai instrumen atau alat untuk transaksi pemerintah,” tutur Darmawan Tri Pangestu pada wawancara Jumat (9/12/2022).
Aplikasi Gov-Chain ini memungkinkan perekaman setiap transaksi keuangan yang dilakukan oleh pemerintah. Teknologi blockchain yang diterapkan dalam aplikasi dapat mengurangi tingkat manipulasi dari setiap history dan proses transaksi.
Selain itu, dengan penerapan teknologi blockchain, publik juga dapat mengakses secara bebas berbagai transaksi keuangan pemerintah. Dengan kata lain, aplikasi ini dapat menjadi salah satu platform pencegahan tindak korupsi dengan merekam setiap transaksi keuangan dan menyediakan transparansi keuangan kepada publik.
“Menggunakan kriptografi dan mekanisme konsensus terdistribusi, blockchain menyediakan kombinasi unik dari pencatatan yang permanen dan tidak dapat dirusak. Selain itu, transparansi transaksi dan kemampuan audit dapat berfungsi secara otomatis,” terang Darmawan.
Ia dan rekan-rekannya berinisiatif membuat aplikasi pencegahan korupsi karena kasus korupsi kini menjadi salah satu dari 10 isu internasional yang sedang marak terjadi. Indonesia sendiri juga merupakan negara yang menempati posisi ketiga sebagai negara dengan tingkat korupsi tertinggi di Asia berdasarkan survei dari lembaga Transparency International.
“Walaupun Indonesia telah menunjukan komitmen pemberantasan korupsi dengan berdirinya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), namun kenyataannya korupsi masih terus terjadi secara masif. Kondisi ini terjadi karena negara hanya fokus pada kasus yang sudah terjadi bukan pencegahannya,” tegas Darmawan.
Melalui penerapan Gov-Chain ini, Darmawan dan rekan-rekannya berharap tercipta sebuah skema pengalokasian anggaran pemerintah yang akuntabel, transparan dan terorganisir. Di bawah bimbingan Putu Aditya Ferdian Ariawantara SIP MKP, keempat mahasiswa ini juga berharap inovasi mereka dapat diterapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia.
“Harapannya, inovasi ini bukan hanya berhenti sampai kompetisi ini saja. Namun juga dapat diimplementasikan di Indonesia untuk menciptakan transparansi dan akuntabilitas anggaran pemerintah yang semakin baik serta mampu mereduksi adanya tindakan korupsi,” tutup Darmawan. (*)
Penulis: Agnes Ikandani
Editor: Binti Q. Masruroh