Universitas Airlangga Official Website

Kolaborasi dengan Disporapar, Fakultas Ilmu Budaya Ajak Untuk Throwback Kota Surabaya

Foto para pembicara saat memaparkan materi (dari kiri ke kanan, Bapak Johny Alfian Khusyairi, Bapak Samidi, dan Bapak Abimardha). (Foto: Foto Istimewa)

UNAIR NEWS – Selain menjadi kota pahlawan, kota Surabaya memiliki peristiwa dan hal yang unik untuk diceritakan kembali. Dengan ini, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga mengadakan seminar bertajuk “Membaca Ulang Sejarah dan Kebudayaan Surabaya” di Aula Ternate, ASSEC Tower, Kampus Dharmahusada B pada Kamis (22/12/2022). 

Pada seminar itu mengundang Dr. Johny Alfian Khusyairi dan Dr. Abimardha Kurniawan sebagai pembicara. Seminar tersebut turut mengundang anak SMA yang memiliki minat untuk mengetahui sejarah kota khususnya kota Surabaya. 

Pada awal sesi, Johny Alfian menjelaskan bahwa kota Surabaya memiliki karakter yang menjadi ciri khas dari masyarakat kota Surabaya. Ia mengatakan bahwa masyarakat kota Surabaya memiliki jiwa yang tangguh, mandiri, dan lugas.

“Namun, hal ini tidak dapat dipastikan bahwa setiap masyarakat Surabaya memiliki sifat tersebut. Hal ini dapat menjadi kebanggan dari masyarakat Surabaya,” tambahnya

Sifat itu mulai muncul dari diri masyarakat Surabaya sejak masyarakat Surabaya berperan dalam peristiwa pemberontakan salah satunya yaitu Pemberontakan Sawunggaling dan Surapati. 

Hal itu juga tercermin dalam masyarakat Surabaya utamanya arek-arek Suroboyo dalam memperjuangan dan membebaskan dari peristiwa pemberontakan. Selain hal tersebut, yang unik untuk dibahas yaitu penamaan kota Surabaya. 

Sementara itu, Dr. Abimardha Kurniawan mengatakan bahwa penamaan dari Surabaya berawal dari Sura dan Baya yang artinya berani mengendarai Baya. Pengertian tersebut, muncul pasca peristiwa Mataram Islam. 

“Pada lingkungan masa Mataram Islam, masyarakat masih belajar bahasa Kawi dan ahli bahasa kolonial dan muncul pengertian Surabaya sebagai berani mengendarai Baya,” ujar Abimardha.

Lebih lanjut, Abimardha menjelaskan pendapat lain mengenai pengertian dari nama kota Surabaya. Pada karya Lekkerkerker mengatakan toponimi Surabaya berarti berani menghadapi bahaya dan arti tersebut bersumber dari legenda loka.

Hal itu menjadi hal yang menarik untuk para mahasiswa mendalami lebih jauh mengenai sejarah kota Surabaya, “Dengan ini, mahasiswa dapat tertarik pada kota Surabaya dan tidak melupakan sejarahnya,” pungkasnya

Penulis: Satrio Dwi Naryo

Editor: Khefti Al Mawalia