UNAIR NEWS – Peneliti dari Fakultas Keperawatan UNAIR, Dr Yulis Setiya Dewi S Kep Ns M Ng ciptakan Simoura (Sistem Informasi Monitoring Ruangan dan Udara). Bersama timnya, Prof Dr Kusnanto S Kp M Kes, Prof Dr Nursalam M Nurs (Hons), Dr I Ketut Eddy Purnama ST MT, Dr Ahsan S Kp M Kes, Prof Tomoko Hasegawa PhD MPH RN, Ns Sri Purwanti S Kep, Ns Ratu Izza Auwah Mairo S Kep, Hidayat Arifin S Kep Ns M Kep, Arina Qonaah S Kep Ns M Kep, dan Rifky Octavia Pradipta S Kep Ns M Kep, mereka menciptakan alat deteksi ruangan otomatis sebagai upaya manajemen tata ruang perawatan infeksius.
“Salah satu faktor yang mendukung dari transmisi virus itu adalah manajemen tata udara dan ruang perawatan. Jadi untuk menekan transmisinya, pengaturan fungsi dari tata ruang perawatan pasien memerlukan sistem yang terintegrasi antara proses perawatan dan monitoring sanitasi ruangan,” ujar Dr Yulis, saat diwawancarai UNAIR NEWS, Kamis (29/12/2022).
Menurutnya, hal itu penting untuk menekan angka penularan virus dari pasien ke tenaga medis melalui partikel airbone mikroskopik dan aerosol droplet. Droplet dan partikel kecil dalam spektrum luas akan terbentuk pada saat batuk atau bersin dan bahkan saat berbicara atau bernafas.
“SIMOURA ini dapat mendeteksi temperatur ruangan, humidity, kadar CO2 ruangan, jumlah partikel NO2, ammonia, dan suhu tubuh,” jelas Dr Yulis.
Dalam proses pembuatannya sendiri, SIMOURA ini mendapat apresiasi dan dukungan tinggi dari banyak perawat. Berbagai masukan diberikan untuk optimalisasi alat di lapangan. “Kami juga sempat melakukan FGD (Focus Group Discussion, red.) dengan kepala ruangan, perawat, pakar, dan tim HIPERCCI (Himpunan Perawat Critical Care Indonesia) wilayah Jawa Timur. Alhamdulillah banyak dukungan dan masukan seperti penambahan item medical record,” tutur Dr Yulis
Daftarkan HKI Paten Alat SIMOURA
Tak tanggung-tanggung Dr Yulis juga turut mendaftarkan hasil karyanya tersebut pada Hak Kekayaan Intelektual (HKI). HKI ini bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum atas kekayaan yang dimiliki, dalam hal ini adalah paten inovasi produk alat SIMOURA.
“Awalnya kami melakukan uji coba alat setelah perbaikan dari sesi FGD. Setelah itu dirasa memang alatnya sudah sesuai sehingga kami daftarkan juga HKI yang difasilitasi oleh LIPJPHKI UNAIR,” kata Dr Yulis
Dr Yulis juga berpesan bahwa menghadapi era disruption, seorang perawat harus mampu membuat suatu inovasi. Hal itu, menurutnya juga bagian dari pengabdian akan profesi.
Penulis: Rosita
Editor: Nuri Hermawan