UNAIR NEWS – Universitas Airlangga mengadakan Talkshow bertemakan terapi pengobatan Covid-19 dengan Stem Cell di pameran Arsip Covid-19 UNAIR yang berlokasikan di Balai Pemuda Surabaya pada (11/1/2023). Andang Miatmoko PhD Apt yang merupakan salah satu dosen di fakultas Farmasi UNAIR diundang sebagai narasumber.
Selain aktif sebagai staf pengajar di Fakultas Farmasi UNAIR, Andang juga aktif sebagai sekretaris di Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell. Salah satu produk yang dihasilkan adalah produk anti aging di Indonesia yang pertama kali mendapatkan izin edar BPOM berbasis metabolit dari stem cell.
Andang menyebutkan bahwa penelitian tidak sebatas mengenai anti aging namun juga terkait penelitian penyakit degeneratif, serta mereka juga bekerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk proyek penanganan Covid-19. Salah satu cara baru yang dapat digunakan untuk terapi Covid-19, stem cell merupakan sel yang dapat berkembang menjadi bermacam-macam sel pada tubuh suatu organisme dan sering digunakan sebagai terapi regenerasi jaringan.
Namun Stem Cell juga memiliki kendala utama seperti sebagian besar terapinya merupakan autologous atau transplantasi yang hanya bisa diaplikasikan pada satu pasien atau pasien terkait. “Sistem imun tubuh masih menjadi kendala utama pengobatan produk yang sifatnya less product, sehingga untuk mengatasi itu kita ingin membuat produk yang bisa dibuat skala industri. Yakni dikembangkannya metabolit produk dari stem cell,” terang Andang.
Andang juga menjelaskan bagaimana Stem Cell dapat menjadi terapi untuk Covid-19. Yaitu, dengan menggunakan Hematopoietic Stem Cell (HSC) yang diisolasi dari plasma pasien.
“Jadi plasma pasien kita proses, diambil Hematopoietic Stem Cell-nya, kemudian dikembangkan di lab dan diinjeksikan kepada pasien. Hal ini dikarenakan HSC ternyata bisa menginduksi pembentukan sel tertentu secara cepat dan juga sebagai terapi anti inflamasi,” jelas dosen farmasi UNAIR tersebut.
Andang menjelaskan bahwa Covid-19 itu menimbulkan acute respiratory distress syndrome, yang dikarenakan ada inflamasi pada saluran nafas yang dapat membuat kesulitan bernafas. Mediator yang diproduksi oleh stem cell itu berperan terhadap proses tubuh.
“Mediator HSC berperan terhadap proses tubuh sehingga pembengkakan tidak terjadi, akhirnya nanti terkait dengan fungsi-fungsi tubuh utamanya terkait dengan saluran nafas yang menjadi organ utama yang terinfeksi oleh virus menjadi tidak parah gejalanya,” jelasnya.
Penulis: Jihan Aura
Editor: Khefti Al Mawalia