Universitas Airlangga Official Website

Capai Poin SDGs, Tim KKN BBK 67 Gelar Sosialisasi Stunting

Potret Peserta Program Anti Stunting (Sumber: Kanya)

UNAIR NEWS – Stunting pada anak masih menjadi permasalahan yang krusial di masyarakat. Pasalnya tidak semua ibu memahami kondisi stunting. Tim KKN BBK (Kuliah Kerja Nyata – Belajar Bersama Komunitas) angkatan 67 UNAIR gelar sosialisasi bertajuk ‘Anti Stunting’ di Balai Desa Tunge, Wates, Kediri, Kamis (19/01/2023).

“Di sini kami mendatangkan dokter Eko Wahyudi sebagai pemati program anti stunting ini. Nah untuk undangannya sendiri kami fokus pada kader kesehatan desa, kader posyandu, dan ibu yang memiliki anak stunting,” ujar Azizia Kanya Fathiarachman, selaku penanggung jawab program kerja bidang kesehatan, hasil wawancara UNAIR NEWS, Jumat (20/01/2023).

Kanya menuturkan bahwa permasalahan stunting di Desa Tungue ini adalah kondisi pemenuhan nutrisi yang tidak seimbang dengan pola nafsu makan anak yang kurang. Selain itu kondisi genetik beberapa orang tua juga menjadi salah satu penyebabnya. Namun sejauh ini kebutuhan masyarakat akan kondisi kesehatan anak dengan stunting masih menjadi perhatian khusus fasilitas kesehatan setempat.

Alhamdulillah si kader dan fasilitas kesehatan serta ibu-ibu di sini sering meninjau kondisi adik-adiknya ya. Masih sering dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk penentuan indeks masa tubuh anak sehingga kasusnya dapat tertangani lebih dini,” tutur Kanya

Strategi Pencegahan Stunting

Stunting adalah permasalahan tumbuh kembang anak yang serius. Kurangnya nutrisi karena stunting ini dapat menyebabkan komplikasi pada segi motorik dan kecerdasan IQ anak. Hal itu dibuktikan dengan persentase perkembangan otak anak adalah 25 persen selama di kandungan dan 80 persennya berkembang selama 1000 hari pertama setelah kelahiran.

“Anak itu perlu nutrisi untuk berkembang baik secara motorik maupun sensorik. Kasus yang banyak terjadi anak obesitas sampai stunting yang tidak disadari orang tuanya sampai menghambat proses tumbuh kembang mereka,” ujar dokter Eko Wahyudi Sp A M Ked Klin, Ikatan Keluarga Alumni (IKA UNAIR) seorang dokter spesialis anak RSUD Simpang Gumul Kediri, sebagai pembicara.

Dokter Eko menjelaskan bahwa pemulihan kondisi stunting ini dapat dimulai dengan pengaturan jadwal makan tiap 2 jam sekali dengan kandungan protein hewani per 10 persen. Waktu makan sendiri diberikan waktu selama 30 menit dengan jeda makan hanya mengonsumsi air putih.

“Untuk bayi sendiri nanti ada penerapan panduan pemberian makan bayi dan baduta. Nah ini dengan mengonsumsi telur sebutir sehari selama 6 bulan dalam periode MPASI. Jangan lupa timbang juga bu ya,” pungkas dokter Eko.

Penulis: Rosita

Editor: Nuri Hermawan