Universitas Airlangga Official Website

Bikin Camilan untuk Penderita Diabet, Tim UNAIR Raih Medali Emas

 UNAIR NEWS – Kabar prestasi kembali datang dari Ksatria Universitas Airlangga (UNAIR) di kompetisi esai internasional. Tim UNAIR meraih medali emas dalam kreasi Inovasi dan Ketahanan Pangan pada ajang International Agriculture Technology Essay Competition (INTEGRATION) di Universitas Brawijaya. Tim tersebut beranggota Fany Zumrotul Faizah, Aisyah Hartiningrum, Evan Gabriel Nababan, M. Rofiqi Azmi, Shavira Priyantika Putri. 

Salah seorang anggota tim Rofiqi mengatakan berbagai tahapan telah mereka lalui. Mulai tahap pengiriman, penjurian, dan pengumuman juara dari tanggal 1-10 Januari 2023. Selain berfokus pada peningkatan diri di bidang penalaran, tim itu juga kontribusi dalam penyelesaian masalah diabetes melitus tipe 2. 

“Kesempatan berkompetisi dalam bidang penalaran atau kepenulisan tingkat internasional dan menciptakan suatu produk inovasi untuk berkontribusi pada permasalahan kesehatan dunia. Khususnya diabetes mellitus tipe 2,” katanya. 

Kasus Diabetes Melitus Tipe 2 Terus Naik

Prevalensi Diabetes Melitus tipe 2 dari tahun ke tahun semakin meningkat. Karena itu, perlu inovasi yang efektif pada tindakan preventif dan penanganannya. Agar, pasien tidak mengalami komplikasi yang serius.  

Hal tersebut mendorong tim untuk menciptakan inovasi penyelesaian terhadap masalah yang terjadi. Yakni, dengan membuat produk pangan alternatif yang dapat mengenyangkan dan paling penting rendah gula. 

“Alasan kami, yaitu untuk berinovasi dan ikut berperan dalam mewujudkan poin ketiga SDGs 2030 yang memang berkaitan dengan jurusan kami bidang kesehatan. Motivasi kami khususnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2 yang memang menjadi problem nasional,” tuturnya.  

Inovasi Gurabites  

Tim UNAIR akhirnya menciptakan Gurabites sebagai inovasi produk camilan makanan ringan untuk masyarakat indonesia. Dengan berbentuk snack bar, inovasi tersebut memiliki kandungan gula yang rendah dan kaya antioksidan. Zat itu dapat meningkatkan pelepasan insulin dari pankreas dan dapat menyehatkan tubuh. 

Dengan menggunakan bahan pangan yang kurang bermanfaat secara maksimal, tim tersebut mengolah pangan itu menjadi produk bernilai jual yang lebih tinggi. Yaitu, dengan menggunakan bahan sagu dan umbi porang serta tambahan rambut jagung dan gula trembesi. Rofiqi berharap lewat inovasi produk tersebut pola konsumsi yang sehat pada masyarakat kian berkembang. 

“Berharap dapat membentuk pola konsumsi masyarakat menjadi lebih sehat. Sehingga dapat menurunkan jumlah penderita diabetes mellitus. Selain itu, dapat mengontrol kadar gula darah penderita diabetes mellitus pada aspek makanan,” jelasnya. 

Inovasi tersebut juga dapat menjadi upaya meningkatkan taraf hidup sehat masyarakat. Karena itu, inovasi itu dapat menjadi solusi bagi permasalahan tingginya jumlah penderita diabetes melitus tipe 2 di dunia saat ini. 

Rafiqi berharap inovasi tersebut mampu berkembang lebih lanjut untuk mendukung pembentukan sumber daya manusia yang sehat dalam tercapainya poin ketiga SDGs, yaitu good health and well-being. Sehingga hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat kian terjamin dari segala rentang usia melalui peningkatan keragaman pangan fungsional. 

“Harapannya inovasi produk ini dapat berkembang lebih lanjut pada skala produksi lebih besar dengan bekerja sama mulai UMKM hingga pabrik pengelola makanan,” harapnya. 

Penulis: Monika Astria Br Gultom 

Editor: Feri Fenoria