UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) peserta KKN periode 67, bersama Posyandu Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, kompak mengadakan sosialisasi masalah stunting bertajuk Parenting Stunting. Sosialisasi tersebut secara langsung mendapat arahan dan dampingan oleh Ari Setiyarini AMdKeb, selaku bidan wilayah setempat pada Jumat (20/1/2023)Â
Ari menjelaskan stunting ialah gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia balita. Gejala stunting pada anak umumnya berupa tinggi badan yang kurang dari standar pertumbuhan. Penyebabnya yakni kekurangan gizi, infeksi kronis, dan kurang stimulasi.
Balita usia kurang dari dua tahun, sambungnya, masih besar kemungkinannya untuk bisa keluar dari status stunting. Namun sebaliknya jika balita berusia lebih dari dua tahun akan lebih susah untuk keluar dari status stunting.
“Permasalahannya selalu soal pola makan (balita) yang sulit diatur, meskipun ibunya sudah berusaha semampunya,” jelasnya.
Kekurangan gizi menjadi permasalahan penyebab stunting yang paling utama. Oleh sebab itu Ari sekali lagi menggaris bawahi jika penambahan gizi untuk anak menjadi cara paling efektif dalam mengatasi stunting. Salah satu gizi yang wajib untuk dipenuhi adalah protein nabati maupun hewani.
“Seorang ibu harus semangat, bagaimanapun caranya harus menambah gizi sang buah hati,” tuturnya.
“Aktivitas anak seperti meloncat, berenang (yang benar), dan segala aktivitas di rumah harus ditambah,” imbuhnya.
Tercatat bahwa dari enam desa yang masuk Puskesmas Pranggang terdapat dua desa dengan kasus stunting paling tinggi, yakni Desa Punjul dan Desa Pranggang. Sedangkan Desa Ploso Lor masih termasuk dalam kategori rendah untuk kasus stunting. Desa Ploso Lor sendiri terdapat 31 balita yang mengikuti program stunting, dengan rincian empat balita usia 0-2 tahun dan sisanya usia dua tahun ke atas.
Untuk membantu mengatasi jumlah kasus stunting di Desa Ploso Lor, pihak Puskesmas Pranggang melalui posyandu menerapkan kurikulum ‘Kulatih Buka Mata’ agar dapat mengurangi angka stunting. Kurikulum tersebut merupakan bagian dari inovasi program Puskesmas Pranggang, yakni Siap Intervensi Bayi dan Anak Stunting Orang tua Bahagia Anak Sehat Intelek dan Kreatif (SIBAKSOASIK).
“Setiap bulan itu ada materi dan pemateri masing-masing, jadi tidak sembarangan dalam menyampaikannya. Ada imunisasi, kebersihan, gizi dan ASI, jadi setiap bulan berbeda,” ujarnya.
Penulis: Muhammad Ichwan Firmansayah