UNAIR NEWS – Melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Belajar Bersama Komunitas Periode 67 Desa Dibee, mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) menyelenggarakan penyuluhan dampak penggunaan gadget dan pentingnya Pancasila untuk meningkatkan rasa cinta tanah air. Dengan target sasaran, yaitu siswa kelas 4, 5, dan 6 di SDN Dibee, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan.
Anak Masuk Usia Berpikir Kritis
Ketua KKN BBK Periode 67 Dibee Ardhan Bismamukti Mashury mempertimbangkan perkembangan anak usia sekolah dasar tersebut mulai memasuki usia yang matang untuk berpikir secara kritis. Sehingga pemberian arahan yang tepat dalam berselancar internet bisa memberikan dampak positif untuk mereka. Selain penyuluhan, kelompok KKN tersebut mengajar mata pelajaran dan Pramuka dalam beberapa pertemuan di sekolah tersebut.
“Selain penyuluhan, kami berkoordinasi dengan para dewan guru untuk mengajar para siswa di SDN Dibee dari kelas 1-6 di kelas. Juga mengajar Pramuka dengan materi baris-berbaris kepada kelas 4-6 SD,” tuturnya.

Gunakan Metode Fun Learning Method
Ardhan mengatakan pada proses pembelajaran itu mereka menggunakan sistem pengajaran fun learning method. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa memberikan presentasi interaktif dengan fun games berhadiah. Ardhan bersama rekannya mengajak siswa SDN Dibee untuk menciptakan kegiatan belajar menjadi lebih seru seperti belajar materi melalui film serta hafalan melalui lagu.
“Mekanisme implementasinya adalah dengan menonton film, kami dapat mengajak adik-adik untuk belajar membaca, bahasa Inggris, sejarah, dan budaya,” katanya.
Siswa SDN Dibee diajak belajar melalui nyanyian, khususnya untuk hafalan materi. Saat jam istirahat, anggota KKN menghabiskan waktu bermain bersama. Seperti bermain sepak bola, kucing dan tikus, pohon dan tupai, kotak pos, serta ular naga. Tujuannya agar siswa lebih semangat belajar dan dapat meningkatkan budaya sopan santun untuk saling menghormati.
“Anak-anak menjadi lebih semangat untuk belajar dan lebih menghormati satu sama lain, terutama kepada orang yang lebih tua,” ujar mahasiswa Ilmu Hukum Angkatan 2019 tersebut.
Ciptakan Kenangan Manis melalui Handprint
Ardhan mendapatkan banyak kesan, pesan serta pelajaran dalam kegiatan tersebut. Karena mengabdi kepada masyarakat melalui pendidikan dapat mengetahui keadaan sesungguhnya bagaimana pendidikan anak SD di Indonesia, terutama di Desa Dibee,
“Kesan pertama, bisa dibilang anak-anak SD-nya lumayan “barbar””. Namun, kini mereka menjadi lebih dekat dengan kami dan bahkan banyak yang main ke rumah kami untuk sekadar mengobrol dengan teman-teman KKN, bermain, dan memberi hadiah,” ungkapnya.
Sebagai kenangan tanda perpisahan dari para mahasiswa kelompok Dibee KKN-BBM 67 UNAIR kepada para siswa beserta guru SDN Dibee, mereka membuat handprint. Hal tersebut juga menjadi bentuk memotivasi bahwa pendidikan dan pengetahuan merupakan kunci utama untuk membuka dunia yang lebih luas.
“Tidak peduli siapa serta dari mana asal kalian, kalian memiliki hak yang setara dengan para mahasiswa yang meninggalkan cap tangannya satu kanvas dengan kalian, yang telah mengenyam pendidikan tingkat universitas,” kata Ardhan.
Handprint tersebut sebagai bentuk kesetaraan untuk dapat bermimpi tanpa rasa takut. kreativitas tersebut juga sekaligus membuat jejak atau memori sebagai kenangan bahwa kami mahasiswa KKN dan para siswa SDN Dibee pernah berinteraksi dan berbagi ilmu untuk bekal pengetahuan mereka di masa depan.
Ardhan berharap ilmu yang telah diajarkan pada siswa SDN Dibee menjadi berkah bagi dan menambah motivasi anak-anak untuk belajar mengejar impian mereka. Dalam menjadi orang yang lebih baik di masa depan.
“Serta dapat menggapai masa depan yang lebih cerah,” imbuhnya.
Penulis: Monika Astria Br Gultom
Editor: Feri Fenoria