Dr. Abimardha sedang memaparkan materinya
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair) bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya mengadakan seminar dengan topik Membaca Ulang Sejarah dan Kebudayaan Kota Surabaya. Dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan pelajar SMA, kegiatan tersebut berlangsung di Auditorium Ternate ASEEC Tower Kampus B Unair pada tanggal 22 Desember 2022.
Pembicara dalam seminar tersebut adalah Dr. Johny Alfian Khusyairi, Edi Dwi Riyanto, Ph.D., Dewi Meyrasyawati, Ph.D., dan Dr. Abimardha Kurniawan dengan moderator yaitu Dr. Samidi dan Morrdiati, M.Hum.
Johny memberikan materi dengan topik Akar Budaya Arek Suroboyo, Edi memberikan materi dengan topik Perempuan di Kota Pahlawan, Dwei memberikan materi dengan topik Model Hijab di Kota Surabaya dan Abi memberikan materi dengan topik Surabaya dalam Sumber Jawa Kuno.
Dekan FIB Unair Prof. Dr. Purnawan Basundoro menyampaikan bahwa topik yang diangkat dalam seminar ini cukup relevan. Mengingat aspek terkait sejarah dan kebudayaan sering kali menjadi aspek yang terlupakan. “Padahal kita tahu bahwa Surabaya dari segi umur saja sudah berumur 729 tahun” tegas Purnawan. Dengan begitu, Surabaya menjadi salah satu yang tertua di Indonesia dari segi umurnya.
Dengan umur tersebut tentunya Surabaya sudah melalui masa-masa sejarah yang sangat Panjang. Dari periode hindu budha, periode islam, periode kolonial hingga periode modern. “Dengan berbagai peninggalan sejarah yang sangat banyak bertebaran di Surabaya” terang Purnawan.
Pada periode hindu budha, Surabaya mempunyai peninggalan sejarah berupa Sumur Jobong yang ada di Kampung Pandean. Berdasarkan uji karbon, diketahui bahwa usia dari Sumur Jobong tersebut adalah sekitar 1400-an yang artinya sezaman dengan masa Majapahit. “Berarti Surabaya memang sudah eksis sejak zaman itu” lanjut Purnawan.
Temuan-temuan sejarah yang lain di Surabaya terdapat dalam berbagai bentuk seperti bangunan, makanan, dan lain sebagainya yang terangkum dalam kebudayaan Surabaya. Dapat diartikan bahwa antara sejarah dan kebudayaan adalah sesuatu yang sama-sama bernilai. “Ini tentu saja harus terpelihara dengan baik” jelas Purnawan.
FIB Unair mempunyai keinginan bahwa ke depan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan sejarah dan kebudayaan akan terus dilaksanakan, karena aspek sejarah dan kebudayaan merupakan warisan yang harus terpelihara dengan baik.
Kegiatan seminar tersebut sesuai dengan Suistainable Developments Goals (SDGs) nomor 4 yaitu Quality Education dan nomor 11 yaitu Suistainable Cities and Communities.
Penulis: Muhamad Rohman Obet