UNAIR NEWS – Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi kepada Rasulullah. Pasalnya, pada peristiwa ini Rasulullah melakukan perjalanan ke langit ketujuh dalam waktu semalam.
Sidratul Muntaha
Pada langit ketujuh itu terdapat Sidratul Muntaha, tempat yang hanya bisa dimasuki oleh Rasulullah. Di tempat inilah Rasulullah mendapatkan wahyu berupa perintah untuk menunaikan salat lima waktu. Setelah kembali ke bumi tentu menjadi tugas Rasulullah untuk menyebarkan wahyu ini kepada umat manusia.
Perjalanan Menyebarkan Wahyu
Namun perjalanan Rasulullah tidak mudah, penolakan demi penolakan hingga dilempari batu menjadi cobaan yang dihadapi Rasulullah. Kendati demikian Rasulullah tidak pernah gentar untuk senantiasa berdakwah menyebarkan perintah-perintah Allah.
“Kalau kita mengeluh dengan cobaan kita, itu hanya seujung kuku dari cobaan yang dihadapi Rasulullah dalam berdakwah,” ujar Al Habib Nabiel Bin Fuad Al Musawa saat mengisi acara Peringatan Isra Miraj 1444 H di Masjid Ulul Azmi Universitas Airlangga pada Jumat (17/2/2023).
Habib bercerita bahwa Rasulullah selalu memohon kepada Allah agar dirinya senantiasa diberi kekuatan untuk berdakwah menyebarkan ajaran Allah. Usaha yang dilakukan Rasulullah tidak sia-sia karena pada akhirnya selain perjalanan dakwah yang diberi kelancaran, Rasulullah juga diangkat derajatnya baik di bumi dan akhirat.
“Semua masalah dan cobaan Rasulullah diberi hadiah oleh Allah berupa salat. Harta rampasan karena Rasulullah melakukan berdakwah itu luar biasa banyak. Tapi pada akhirnya Rasulullah menjadi orang yang dimuliakan oleh orang lain dan diangkat derajatnya oleh Allah dunia dan akhiratnya,” jelasnya. “Peristiwa ini memberi pelajaran kalau kita ada kesulitan apapun itu mintalah ke Allah. Jangan meminta kepada manusia karena belum tentu diberi,” imbuhnya.
Perintah Salat
Salat menjadi kewajiban bagi setiap muslim. Meski terdapat ibadah lain seperti puasa, zakat, hingga naik haji namun salat merupakan ibadah yang perintahnya langsung disampaikan oleh Allah kepada Rasulullah.
“Jangan pernah main-main dengan salat. Sebab perkara solat ini Rasulullah sampai langsung dipanggil oleh Allah. Maka Rasulullah pernah berkata perbedaan muslim yang beriman dengan tidak dapat dilihat dari salat yang dilakukan,” terang Habib. Salat menjadi amal ibadah yang pertama kali akan dihisab nanti. “Kalau kita gak bawa pahala salat, maka pahala yang lain tidak akan dihisab oleh Allah,” tuturnya.
Kiat Salat dengan Khusyuk
Habib dalam ceramahnya juga menyampaikan kiat-kiat yang disampaikan oleh ulama agar salat menjadi khusyuk. Pertama, ingatlah bahwa mendengar panggilan adzan berupa “Allahu Akbar”, panggilan inilah yang akan memanggil umat manusia di Padang Mahsyar untuk menghadap Allah.
Kedua, ketika berwudhu maka niatkan untuk tidak hanya membersihkan lahir tapi juga batin. “Misal ketika berkumur maka niatkan saat kita berbohong atau membicarakan orang lain dibersihkan. Saat mengusap wajah niatkan dosa mata dan segala macam juga dibersihkan, dan seterusnya,” terangnya.
Ketiga, ingatlah saat di Padang Mahsyar manusia akan menghadap Allah seperti saat menghadap kiblat. “Saat berhadapan dengan Allah manusia akan merasa malu jika dibacakan amal perbuatannya. Kalau manusia malu mukanya merah tapi di akhirat nanti malu yang dirasakan sampai membuat daging berjatuhan dari wajah,” ungkapnya.
Pada akhir sesi Habib berpesan kepada masyarakat untuk senantiasa meningkatkan kualitas salat yang dilakukan. “Tidak ada yang lebih besar dibanding Allah. Maka kita tingkatkan kualitas salat tujuannya untuk diri kita sendiri supaya disayang Allah dan diangkat derajatnya baik dunia maupun akhirat,” tutup Habib. (*)
Penulis: Icha Nur Imami Puspita
Editor: Binti Q. Masruroh