UNAIR NEWS – Tim mahasiswa Universitas Airlangga meraih juara II pada perlombaan esai dalam kegiatan Censorfest 8.0. Mereka adalah mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris, meliputi Angger Mira Putri Prasanty, Leony Sutanto Halim, dan Elisabeth Grisella Sampel. Perlombaan tersebut diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret pada Sabtu (11/2/2023).
Tim yang menjuluki diri dengan nama Amerthree itu menggagas inovasi bernama Egive (Edu-Game for Autistic Juvenile). Melalui gagasan inovasi tersebut, mereka ingin memberikan edukasi seksual kepada teman-teman autis.
“Mengingat semakin maraknya kasus-kasus pelecehan seksual, kami beraspirasi dan berharap bahwa gagasan kami dapat meningkatkan inklusivitas dalam membantu kelompok berkebutuhan khusus, sehingga pendidikan mengenai seks dapat dijangkau oleh semua orang tanpa terkecuali,” ucap Angger Mira.
Angger Mira bersama tim mengemas materi pendidikan seksual tersebut dalam bentuk permainan. Tujuannya agar teman-teman autis dapat memperoleh materi dengan baik. Ketika mereka mampu menerima materi dengan baik, mereka dapat menjaga kesehatan organ vitalnya masing-masing.
“Edukasi yang dikemas dalam kegiatan menyenangkan (game) diharapkan dapat membantu pengguna dalam memahami setiap materi yang disampaikan dengan lebih mudah. Sehingga anak dan remaja berkebutuhan khusus dapat mengenal dan memahami tubuh mereka serta dapat menjaga kesehatan organ reproduksi mereka,” jelasnya.
Lintas Studi
Tim Amerthree ini mengakui bahwa ide lomba yang digagasnya itu tidak berhubungan dengan program studi yang ditempuh mereka. Meskipun demikian, mereka mampu menggagas ide tersebut dengan baik, bahkan sampai meraih juara. Perbedaan latar belakang dengan gagasan ide tersebutlah yang menjadi hambatan dalam perlombaan.
“Topik essay kami itu sendiri meliputi pemanfaatan teknologi serta membahas tentang aspek psikologi dimana hal tersebut tidak biasanya kami pelajari di program studi kami. Jadi kami perlu melakukan banyak diskusi serta research mengenai topik yang kami bahas,” ujar Angger Mira.
Ia mengatakan, esai yang baik adalah esai yang mampu memberikan manfaat kepada orang lain ketika diwujudkan. Tentunya, mereka berharap esai itu dapat diwujudkan sehingga orang lain khususnya orang-orang autis dapat menggunakannya.
“Harapannya gagasan yang kami usulkan dapat direalisasikan sehingga dapat membantu teman-teman autis untuk mendapatkan pendidikan seksual yang equal dengan metode yang efektif dan menyenangkan,” katanya.
Selain itu, tim Amerthree ingin memberikan motivasi kepada teman-teman lain yang ingin mengikuti perlombaan. Tentunya, hal tersebut dapat memberikan nama baik UNAIR.
“Mungkin yang ingin kami sampaikan bagi yang ingin mengikuti kegiatan lomba essay yaitu untuk tidak ragu dalam mengusulkan atau membuat suatu gagasan baru. Apapun ide yang kita punya yang kita rasa dapat membantu mengatasi suatu masalah perlu disalurkan dan dikembangkan dengan mengikuti lomba-lomba essay seperti ini,” tutupnya. (*)
Penulis: Muhammad Fachrizal Hamdani
Editor: Binti Q. Masruroh