UNAIR NEWS – Program Studi Magister Manajemen Bencana Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga menyelenggarakan Pandum Ilmu pada Sabtu (1/4/2023). Di gelaran ini, Arti Novelia T SH MMB, alumni prodi Magister Manajemen Bencana UNAIR tahun 2020, hadir sebagai pemateri.
Dalam kesempatan tersebut, Arti yang merupakan anggota Tim Krisis Kementerian Kesehatan RI Bidang Mitigasi memaparkan materi mengenai Health Emergency Operations Center (HEOC) atau Pusat Darurat Krisis Kesehatan. Pusat Darurat Krisis Kesehatan ini berkedudukan dari pusat hingga daerah mulai dari kementerian kesehatan, dinas kesehatan provinsi, hingga dinas kesehatan kabupaten/kota.
“HEOC merupakan sistem manajemen kesehatan yang mengintegrasikan berbagai fasilitas, perangkat, prosedur, sumber daya terlatih, serta sistem teknologi informasi dan komunikasi sebagai pusat kendali, koordinasi, dan kolaborasi,” terang Arti.
“HEOC bertugas untuk memberikan pelayanan serta perlindungan kesehatan kepada masyarakat terdampak melalui kegiatan tanggap darurat krisis kesehatan,” ujar Arti. Tidak hanya itu, HEOC juga menjalankan fungsi komando, koordinasi, dan kolaborasi dengan semua pemangku kebijakan yang bergerak di bidang kesehatan saat terjadi krisis kesehatan.
Operasionalisasi HEOC
Klaster Kesehatan melakukan operasionalisasi HEOC berdasarkan penetapan status keadaan darurat krisis kesehatan. “Klaster kesehatan melakukan pperasionalisasi atau aktivasi HEOC pada saat darurat krisis kesehatan. Kepala dinas kesehatan pada situasi darurat krisis kesehatan berperan sebagai pengendali HEOC,” tutur Arti dalam gelaran Sekolah Pascasarjana UNAIR itu.
Dalam praktiknya, lanjut Arti, Ketua HEOC akan membawahi beberapa koordinator yang membantu jalannya operasionalisasi HEOC. Seperti koordinator rencana operasi, koordinator operasional, koordinator logistik, koordinator data dan informasi, serta koordinator keuangan dan pendanaan.
“Di lapangan, Ketua HEOC biasanya akan mengadakan rapat koordinasi rutin. Semua koordinator dan perwakilan unsur menghadiri rapat itu. Jadi, biasanya kita ada morning recall setiap pagi, ada evaluasi setiap sorenya. Di situ, semuanya bisa berkumpul menyampaikan masalah-masalah yang terjadi di lapangan,” ungkap Arti.
Operasionalisasi HEOC dimulai saat dinas kesehatan terkait memperoleh informasi mengenai bencana di daerah tertentu. “Pada saat informasi bencana, kita melakukan RHA (Rapid Health Assessment). Hasil RHA tersebut akan menentukan apakah situasi tersebut darurat krisis kesehatan atau tidak,” ujar Arti.
Di kondisi darurat krisis kesehatan, klaster kesehatan terkait akan mengoperasionalisasikan HEOC. Yaitu dengan menyusun rencana operasi berdasarkan hasil RHA dan Renkon (Rencana Kontijensi) bila ada. Selain itu, klaster kesehatan juga akan memobilisasi Emergency Medical Team (EMT), logistik yang diperlukan, serta memastikan pelayanan kesehatan sesuai standar. (*)
Penulis: Agnes Ikandani
Editor: Binti Q. Masruroh