Universitas Airlangga Official Website

Isi Waktu Luang dengan Berbisnis Hingga Menghasilkan Uang

Produk hasil roncean Shinta Ainur Rahmawati. (Sumber: Instagram Shinta Ainur Rahmawati @shiintaar)
Produk hasil roncean Shinta Ainur Rahmawati. (Sumber: Instagram Shinta Ainur Rahmawati @shiintaar)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR), Shinta Ainur Rahmawati membagikan pengalamannya berbisnis dalam acara Dinkopum Talk 1.0 Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jombang melalui live Instagram @dinkonpumjombang pada Jum’at, (7/4/2023). 

Dalam talkshow tersebut Shinta bercerita mengenai bisnis penjualan hasil meronce yang ia lakukan saat waktu luang. Namun ternyata kegiatan yang ia lakukan tersebut dapat menghasilkan uang.

Merintis Bisnis

Skill meronce yang Shinta dapatkan dari neneknya ketika ia masih SD membawanya menjadi sebuah bisnis yang ia mulai ketika pandemi. Awalnya Shinta hanya mengisi waktu luang dan membuang stress dengan membuat gelang, cincin dan strep mask hasil roncean. Namun ternyata hasil dari roncean tersebut banyak peminat hingga orang-orang sekitar dan teman-teman dekatnya banyak membeli.

“Gak kerasa saya bikin banyak banget gelang dan cincin, terus temanku bilang coba jual soalnya lucu. Nah, mulai dari itu aku coba jual,” ungkapnya.

Strategi Pemasaran

Untuk modal awal Shinta memakai bahan-bahan roncean milik neneknya yang tidak terpakai yang kemudian ia jual ke orang-orang terdekatnya. Ia mempromosikan ronceannya itu melalui media sosial Instagram untuk menarik atensi pembeli. Ia juga sering memperbaharui Instagram Story nya agar audience ter-notice dan tertarik untuk membeli. Target pasar yang dipilih Shinta adalah anak muda yang gemar mengikuti style. Ia juga banyak menerima pesanan custom sesuai dengan permintaan si pembeli.

“Triknya nih ya, supaya jualan saya gak tenggelam saya sesekali nge-post testimoni dari orang-orang yang beli gelang dan cincin dari saya, jadi supaya orang-orang tahu kalau saya masih jualan,” tambahnya.

Shinta menjual hasil ronceannya mulai dari harga 5 ribu hingga 25 ribu (bundle). Harga tersebut  yang terbilang murah untuk kalangan pelajar dan mahasiswa. Hal ini ia lakukan karena meronce menjadi salah satu kegiatan untuk mengisi waktu luang tidak memiliki ekspektasi besar dari hasil penjualannya. Namun setelah ia mengetahui kegiatannya dapat menghasilkan uang, ia mulai termotivasi untuk menjual lebih banyak.

Shinta juga mengaku bahwa berbisnis meronce menjadi salah satu sarana melepas stress saat ia mengerjakan tugas kuliah. “Meronce sendiri menjadi stress releasing-ku, tapi karena aku juga butuh uang jadi aku sekalian jualan,” tuturnya.

Penulis: Ini Tanjung Tani

Editor: Khefti Al Mawalia