Surabaya, fkg.unair-Kanker mulut sudah seharusnya menjadi perhatian lebih di Indonesia. Kasusnya semakin tahun semakin meningkat.
Sebagai bentuk perhatian terhadap kasus kanker mulut di Indonesia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG Unair) mengadakan kegiatan seminar bertajuk “Comprehensive Update of Oral Cancer Management” pada Sabtu (14/1/2023). Seminar dihadiri oleh para dokter gigi dan dokter gigi spesialis.
Kegiatan tersebut merupakan kerja sama FKG Unair dengan La Trobe University, Australia. Sebagai pembicara, hadir Prof. Dr. Theresia Indah Budhy S., drg., M.Kes., Sp.PMMF(K) dan drg. Nurina F. Ayuningtyas, M.Kes., Ph.D., Sp.PM(K) dari FKG Unair. Selain itu hadir pula pembicara dari La Trobe University, drg. Elizabeth Fitriana Sari., Sp.PM., Ph.D.
Sebelum penyampaian materi, terlebih dahulu dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Hymne Airlangga dan Mars Stovit. Acara berlanjut dengan penyampaian kata sambutan oleh Dekan FKG Unair, Dr. Agung Sosiowan, drg., M.Kes., S.H., M.H.
Pembicara pertama yakni drg. Elizabeth Fitriana Sari., Sp.PM., Ph.D atau yang karib disapa drg. Fifi. Topik yang disampaikan yakni mengenai “Oral Cancer in Indonesia and The Associated Risk Behaviors.”
“Populasi masyarakat Indonesia cukup banyak. Mayoritas di antaranya bahkan beresiko tinggi untuk terpapar kanker mulut (oral cancer, Red). Contoh faktor pemicunya yakni seperti merokok, menginang, ataupun meminum alcohol,” terang drg. Fifi.
Dari fakta tersebut, drg. Fifi menyayangkan bahwa masyarakat belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kanker mulut. Oleh karena itu ia berharap adanya penelitianlebih lanjut.
“Dengan berbagai faktor resiko tersebut, kita perlu melakukan penelitian di Indonesia ini. Hasil penelitian berupa data kuantitatif yang bisa mewakili keseluruhan penduduk Indonesia. Pengambilan data dilakukan dengan metode massive oral cancer screening,” jelasnya.
Sample penduduk yang digunakan harus bisa mewakili keseluruhan populasi maysarat Indonesia secara jumlah. Jadi jika di Indonesia ada 200 juta penduduk, maka penelitian tersebut dapat dilakukan pada lima hingga 10 juta orang dengan metode screening.
Selain tiga kebiasaan yang menjadi faktor resiko kanker mulut sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, penyakit tersebut juga bisa terjadi karena beberapa hal lain. “Penyebab lain oral cancer adalah usia, tapi bukan faktor yang utama. Kemudian nutrisi, sosial-ekonomi, dan lainnya,” imbuh drg. Fifi.(gds)