UNAIR NEWS – Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan kuliah tamu bertajuk Development and Economic Resilience Through Sustainable Tourism pada Jumat (14/4/2023). Gelaran yang membahas pariwisata berkelanjutan itu mengundang Dr Halil Burak Sakal dari Departemen Ilmu Politik dan Hubungan Internasional Cappadocia University selaku pembicara.
Dalam kesempatan tersebut, Dr Halil memaparkan pentingnya pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) utamanya bagi resiliensi ekonomi suatu negara. “Pariwisata berkelanjutan dapat mendukung resiliensi ekonomi,” terang Halil.
Resiliensi ekonomi di sini, sambung Halil, merujuk pada kemampuan sistem ekonomi untuk menahan goncangan dan beradaptasi terhadap keadaan yang berubah. Berbagai peristiwa seperti kondisi politik dan bencana alam di suatu negara dapat berdampak terhadap kondisi ekonomi di negara tersebut.
Tak hanya berdampak terhadap resiliensi ekonomi, Halil menilai penerapan pariwisata berkelanjutan dapat berkontribusi positif terhadap alam. Pasalnya, pariwisata berkelanjutan memegang prinsip untuk menjaga kelestarian dan mengurangi kerusakan lingkungan.
“Pariwisata berkelanjutan dapat berkontribusi terhadap perlindungan alam dan bahkan dapat memberi dampak positif terhadap alam. Ini dapat membantu kita memerangi perubahan iklim, mengimbangi emisi gas, serta mengurangi dampak dari pemanasan global,” tegas Halil dalam kuliah umum Sekolah Pascasarjana UNAIR itu.
Mendukung Ekonomi Lokal
Di samping kontribusi terhadap alam, pariwisata berkelanjutan dapat menjadi sarana untuk mendukung ekonomi lokal serta bentu apresiasi terhadap budaya lokal. Pariwisata berkelanjutan pun dianggap Halil dapat memberikan penghargaan terhadap hak-hak para pekerja yang berkecimpung di dalamnya. “Pariwisata berkelanjutan lebih daripada menjaga alam,” tutur Halil.
Kelebihan lain dalam konsep pariwisata berkelanjutan adalah kemudahan penerapannya dalam semua tipe pariwisata. “Pariwisata berkelanjutan bisa diaplikasikan pada semua macam dan tipe aktivitas pariwisata mulai dari pedesaan, perkotaan, pesisir, pelayaran, wisata musim dingin, budaya, religi, bahkan pertanian,” ungkap Halil.
Walaupun demikian, penerapan pariwisata berkelanjutan membutuhkan manajemen yang baik dari para rantai pasok serta kerja sama para stakeholder. “Peran pemerintah dan sektor swasta dalam mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang berguna untuk resiliensi ekonomi. Peran ini meliputi pengembangan kebijakan, investasi infrastruktur, serta kerja sama dengan komunitas lokal,” ujar Halil.
Dengan penerapan pariwisata berkelanjutan yang mendukung resiliensi ekonomi, Halil menyatakan bahwa akan muncul berbagai peluang baru seperti digitalisasi dan finansial yang berkelanjutan. “Ini (pariwisata berkelanjutan, Red) juga dapat meningkatkan awareness dan permintaan bagi pariwisata berkelanjutan itu sendiri,” pungkasnya di akhir sesi. (*)
Penulis: Agnes Ikandani
Editor: Binti Q. Masruroh