UNAIR NEWS – Prami Yulianarista S Psi dalam Training of Trainer Program Peningkatan Kesehatan Mental Airlangga Health Promotion Center berkesempatan menyampaikan materi cara menjaga kesehatan mental. Tepatnya di GKB kampus MERR C pada Sabtu, (15/4/2023).
Prami menjelaskan, kesehatan mental merupakan suatu kondisi sejahtera. Yang mana keadaan itu individu dapat menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi masalahnya, dapat bekerja secara produktif, serta dapat berkontribusi untuk komunitas. Sedangkan untuk orang-orang yang rentan terkena masalah kesehatan mental ada pada rentang usia 15-24 tahun.
“Masalah kesehatan mental terjangkit ke semua ya. Baik itu anak-anak, remaja, maupun dewasa. Namun, di sini menurut data laporan Riskesdas tahun 2018. Khususnya Jawa Timur, usia 15-24 tahun termasuk kategori dewasa awal merupakan kelompok usia yang paling banyak mengalami gangguan mental emosional,” ujarnya.
“Kalau menurut dari teori perkembangan psikologi, hal itu bisa terjadi karena usia remaja itu merupakan masa peralihan. Pasti banyak masalah terkait dengan jati diri,” imbuhnya.
Banyaknya kasus yang terkait dengan masalah kesehatan mental menjadi latar belakang banyaknya sosialisasi terkait bagaimana cara menjaga keseatan mental. Setiap individu berperan penting dalam kesehatan mental individu lainnya serta dapat menjadi seorang konselor.
Cara Mencegah Masalah Kesehatan Mental
Menurut WHO, ada lima cara untuk kita sebagai individu menjaga kesehatan mental. Pertama adalah grounding. Yaitu, kita sebagai individu ini menstabilkan emosi. Kedua, unhooking adalah melepaskan pikiran dan perasan negatif. Ketiga, acting your values yang mana kita harus fokus pada tindakan, lalu being kind.
“Siapa sih di sini yang gamau di treat atau perlakuan baik oleh orang lain, pasti semua mau ya. Agar mendapat perlakuan baik dari orang lain tentu saja kita harus berlaku baik ke orang lain. Karena berbuat baik itu konsepnya dua arah dan manfaatnya juga pada diri sendiri dan orang lain juga,” katanya.
“Yang terakhir adalah making room, kita bisa memberikan ruang nih, untuk perasaan dan pikiran negatif. Jadi, kalau kalian merasa sedih, yasudah, validasi perasaan itu jangan ditolak atau dilawan. Kalau kalian semakin melawan, denial, gapapa aku kuat ko aku strong nanti lama-lama akan menumpuk dan seperti boom waktu tiba-tiba meledak,” ungkap Prami.
Kapan Saatnya Mencari Bantuan Profesional?
Setiap orang dapat membantu atau memberikan pertolongan pertama berupa pendampingan pada individu yang sedang mengalami masalah kesehatan mental. Namun, tenaga profesional sangat perlu untuk mengatasi masalah kesehatan mental yang ada.
“Jadi, bedanya itu saat memberikan penanganan. Jadi, kalau kalian sekiranya bertemu dengan mahasiswa yang butuh penanganan atau perawatan intensif terkait masalah kesehatan mental, itu harus merujuk ke profesional.”
Prami juga menjelaskan bahwa program pemerintah untuk menangani masalah kesehatan mental adalah dengan menciptakan program kampus sehat. Di UNAIR sendiri, terdapat help center untuk menangani masalah kesehatan termasuk masalah kesehatan mental.
Selain itu, masih banyak unit untuk mengatasi masalah kesehatan mental. Misalnya, Airlangga Health Promotion Center, SOBY, serta dosen di setiap fakultas, dan masih banyak lagi.
Penulis: Rima Mita Gutari
Editor: Feri Fenoria
Baca juga:
Dorong Kampus Sehat, AHPC UNAIR Siapkan Satgas Kesehatan Mental