Universitas Airlangga Official Website

Gagas Aplikasi Berbasis Pendidikan, Mahasiswa UNAIR Sabet Juara 3 Lomba KTI Nasional

Eka dan Auliya dengan gagasannya CONIMPROVE sukses menjadi juara 3 pada LKTIN UNDIKSHA. (Sumber: Istimewa)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga Eka Suci Rohmadani dan Ananda Islami Auliya Putri menciptakan gagasan berupa aplikasi inovatif yang bernama CONIMPROVE (Continues Improvement). Gagasan tersebut sukses menyabet Juara 3 pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional 2023 oleh Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA).

Model Kolaborasi

Kepada UNAIR NEWS, Eka mengungkapkan bahwa CONIMPROVE adalah aplikasi yang mendukung perkembangan milenial di era society 5.0 pada ranah pendidikan melalui strategi bernama Pentahelix. Pentahelix sendiri merupakan suatu model kolaborasi antara pemerintah, akademisi, masyarakat, badan usaha, dan media untuk menciptakan ekosistem berdasarkan pengetahuan dan kreatifitas.

Menurut Eka, apabila berkaca pada perkembangan zaman, SDM selalu memberikan pengaruh besar ke seluruh aspek kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan sebagai wadah pembentukan karakter individu harus diolah secara kolektif oleh seluruh instrumen masyarakat untuk membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

“Saya harap CONIMRPOVE mampu meningkatkan motivasi belajar dan membentuk karakter masyarakat yang inovatif dan kreatif dalam menjawab tantangan di era 5.0,” tutur Eka dan tim yang meraih Juara 3.

Meski begitu, Eka mengaku masih menghadapi sejumlah tantangan selama proses lomba. Seperti mencari anggota tim yang cocok, menemukan gagasan dari problematika yang ada, melakukan revisi sesuai dengan saran-saran dosen pembimbing, serta kemungkinan gugup saat presentasi.

“Melihat kemungkinan tersebut, saya dan Auliya beberapa kali melakukan simulasi presentasi mengenai gagasan yang kami bawa. Supaya gak nervous waktu hari H,” tukasnya.

Tips dan Trik menulis KTI

LKTIN UNDIKSHA bukanlah lomba pertama yang Eka ikuti. Sebelumnya, ia juga aktif berpartisipasi sekaligus menjuarai beberapa perlombaan menulis lainnya. Ia menuturkan, meskipun sering mengikuti lomba, menulis karya ilmiah tidak semata-mata menjadi mudah. Baginya, masih banyak yang perlu dipelajari dan dievaluasi dari setiap karyanya. Mulai dari tahap riset, menyusun data, hingga membuat suatu gagasan yang relevan. Meski begitu, Eka mengungkapkan bahwa selalu ada kepuasan tersendiri setelah melalui seluruh proses tersebut. Terlebih, informasi dan pengetahuannya pun bertambah.

“Menulis juga menjadi alternatif bagi saya untuk mengisi waktu luang,” tambah Eka.

Di akhir wawancara, Eka membagikan sedikit tips dan trik menulis karya tulis ilmiah yang baik. Selain menentukan gagasan yang menarik, inovatif, solutif, dan sesuai dengan sub tema, detail-detail administratif seperti jenis huruf, penomoran halaman, dan margin perlu diperhatikan dengan seksama karena menjadi poin penilaian yang cukup krusial.

“Terlepas dari itu semua, menurut saya, KTI yang bagus adalah yang berhasil ikut serta dalam sebuah perlombaan. Karena itu adalah bentuk aktualisasi dari kepercayaan diri dari gagasan yang diusung,” ucap Eka. (*)

Penulis: Yahya Ayash Mujahid

Editor: Binti Q Masruroh