Universitas Airlangga Official Website

Kenalkan Program Rumah Jalanan, BEM FISIP Buka Bersama di Kampung Markas Warjoyo

Anak-anak rumah jalanan yang sedang diberikan makanan dan minuman (sumber: istimewa)
Anak-anak rumah jalanan yang sedang diberikan makanan dan minuman (sumber: istimewa)

UNAIR NEWS – Kenalkan program Rumah Jalanan, Kementerian Sosial dan Lingkungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Airlangga menyelenggarakan buka bersama bersama anak kampung Markas Warjoyo pada Sabtu (8/4/2023). Hal tersebut menjadi bentuk pengabdian mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

Narasumber Aulia Thaariq Akbar menyatakan Rumah Jalanan merupakan salah satu program kerja BEM FISIP UNAIR periode 2023/2024. Khususnya Kementerian Sosial dan Lingkungan, Prangram itu berfokus pada pengajaran. Program tersebut akan menyasar anak-anak kecil jenjang SD yang tidak mendapat pendidikan formal. 

“Lokasi tersebut ada di Wonokromo, khususnya Kampung Markas Warjoyo,” katanya.

Foto bareng teman teman BEM FISIP (Kementerian Sosial dan Lingkungan) dengan Anak-anak (sumber: istimewa)
Buka Bersama Jadi Ajang Silaturahmi

Thaariq menuturkan agenda Buka Bersama itu merupakan bentuk silaturahmi kepada adik-adik yang akan menjadi peserta program Rumah Jalanan. Rencananya, kegiatan Rumah Jalanan mulai pada Bulan Mei 2023 dengan melibatkan peran mahasiswa sebagai pengajarnya.

“Untuk memperkenalkan program kami nantinya Mei mengenai kegiatan pengajaran, maka sebelumnya kami mengadakan silaturahmi melalui Buka Bersama ini,” tuturnya. 

Selain itu, BEM FISIP juga memperkenalkan edukasi-edukasi dengan permainan, agar anak-anak tersebut juga terbiasa dengan mereka. Hal tersebut bertujuan agar masing-masing anak dapat saling mengenal antar individu dan mengetahui bentuk pengajaran tim Rumah Jalanan BEM FISIP tersebut.

“Supaya kita dengan adik-adiknya dapat lebih membaur sebelum akhirnya kita memulai pengajaran di bulan mei nanti,” jelas mahasiswa FISIP UNAIR tersebut.

Pesan untuk Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik tersebut menyampaikan rasa simpatinya terhadap anak-anak yang mengalami putus sekolah di kawasan tersebut. Sebagai mahasiswa dapat lebih bersyukur dan berbagi ilmu pengetahuan yang telah didapatkan.

“Apabila melihat adik-adik ini, mereka banyak yang putus sekolah, atau bahkan tidak sekolah sama sekali. Ada pula yang dituntut untuk sudah bekerja meskipun di usia yang sepantarannya seharusnya masih dapat bermain,” ungkapnya.

Walaupun bersifat sebagai bentuk pengajaran pendidikan non formal. Besar harapan Thariiq agar program tersebut dapat menjadi jembatan ilmu pengetahuan yang baru bagi anak-anak tersebut. 

Penulis: Monika Astria Br Gultom

Editor: Feri Fenoria

Baca juga:

Buka Bersama Akbar SKI FIB, Ulas Sapi sebagai Representasi Toleransi

“Buka Bersama Kini” Fenomena Flexing Berkedok Silaturahmi