UNAIR NEWS – Mahasiswa FTMM UNAIR Dorong Penggunaan Telemedicine sebagai Alternatif Layanan Kesehatan Pasca Pandemi. Pandemi COVID-19 yang terjadi telah membawa tantangan terhadap penyediaan layanan kesehatan di Indonesia. Pandemi ini memaksa masyarakat untuk bertransformasi menuju digitalisasi layanan kesehatan agar dokter dan pasien dapat bertemu secara nontatap muka.
Salah satu digitalisasi dalam penyediaan layanan kesehatan adalah hadirnya aplikasi telemedicine, seperti Alodokter, Halodoc, KlikDokter, dan sebagainya. Aplikasi telemedicine memungkinan pasien non-COVID-19 untuk mendapatkan perawatan kesehatan tanpa perlu terpapar infeksi.
Menurut World Health Organization, terdapat empat tujuan penggunaan telemedicine dalam penyediaan layanan kesehatan. Keempat tujuan tersebut yaitu untuk memberikan dukungan klinis, mengatasi hambatan geografis dan jarak, meningkatkan kesehatan masyarakat, dan melibatkan penggunaan berbagai jenis perangkat teknologi informasi.
Penggunaan telemedicine di Indonesia yang semakin meningkat juga mendorong para dokter untuk menyediakan jasa melalui telemedicine. Ikatan Dokter Indonesia mencatat terdapat 21.500 dokter umum dan 4.500 dokter spesialis yang bergabung di aplikasi Alodokter.
Maraknya penggunaan aplikasi telemedicine ini menjadi perhatian lima mahasiswa jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga (FTMM UNAIR) dalam artikel ilmiah mereka. Kelima mahasiswa tersebut yaitu Rizky Putri Aninditya (162012533057), Hanifah Nurroidah (162012533006), Nilna Rizqya Mubarokah (162012533003), Mohammad Sandiasri Suprapto (162012533009), dan Muhammad Akmal Rizqullah (162012533045).
Telemedicine sebagai Bentuk Digitalisasi Layanan Kesehatan
Rizky Putri, perwakilan kelompok, kepada UNAIR NEWS pada Kamis (4/5/2023) menjelaskan penggunaan telemedicine melalui penerapan diagnosis dan protokol terapi obat merupakan strategi yang aman dan efektif untuk mengurangi kelebihan layanan kesehatan dan keterpaparan penyedia layanan kesehatan dan masyarakat umum terhadap pasien yang terinfeksi.
“Telemedicine telah diakui secara luas sebagai metode untuk meningkatkan akses ke layanan perawatan kesehatan yang sulit diperoleh, misalnya karena lokasi dan kurangnya transportasi,” tutur Rizky Putri.
Telemedicine, sambungnya, memberikan pasien penyakit kronis untuk mendapatkan akses ke layanan medis yang lebih baik daripada dengan era pra-teknologi. Kehadiran telemedicine, lanjutnya, juga menekan mahalnya biaya kesehatan dan dapat meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di Indonesia.
“Teknologi informasi dan layanan kesehatan yang berkembang secara simultan yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan,” ujar Rizky Putri.
Tetap Harus Perhatikan Keamanan Data Pribadi
Rizky Putri dan kelompoknya juga menegaskan perlu adanya komitmen dari seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung penggunaan aplikasi telemedicine.
“Namun, perlu menjadi perhatian juga terkait keamanan data pada aplikasi telemedicine. Kebutuhan peningkatan keamanan siber dan perlindungan hak privasi pengguna individu merupakan hal yang wajib,” pungkasnya. (*)
Penulis: Dewi Yugi Arti/Rizky Putri, Hanifah, Nilna, M. Sandiasri, M. Akmal
Editor: Feri Fenoria
Baca juga:
FTMM Kenalkan Prospek Energi Terbarukan dan Teknologi Hijau di Indonesia