UNAIR NEWS – Dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR), Dr Emy Koestanti Sabdoningrum drh MKes, memberikan sosialisasi perihal produksi bebek terhadap peternak di Sidoarjo. Kegiatan yang bertajuk Manajemen Produksi dan Reproduksi Bebek Pedaging tersebut terselenggara pada Selasa (16/5/2023) di Desa Barengkrajan, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo.
Hadir dalam kegiatan tersebut Dosen FKH UNAIR, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan kabupaten Sidoarjo, Kepala Desa Barengkrajan. Selain itu juga hadir anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo komisi D Bangun Winarso yang juga berbicara tentang penganggaran daerah untuk peternak. Selain sosialisasi, peternak pun mendapatkan 40 ekor bibit bebek pedaging beserta pakan.
“Acara ini terlaksana karena adanya usulan dari desa untuk budidaya bebek dan juga program dari bupati sidoarjo. Selain itu, barengkrajan juga memerlukan budidaya bebek pedaging,” ujarnya.
Dalam paparannya, Emy menjelaskan bahwa itik pedaging merupakan itik yang budidaya berfokus menghasilkan daging. Ia pun memperkenalkan istilah DOD atau Day Old Duck, yaitu itik yang berumur satu hingga tujuh hari. Nantinya, Seleksi DOD harus dilakukan sejak anak itik atau itik dara dan akan digunakan sebagai standar mutu bibit itik.
“Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat atau tidak sakit dengan warna bulu kuning mengkilap. Selain itu harus bebas dari penyakit unggas seperti Avian Influenza dan penyakit unggas lainnya yang penetapan oleh instansi berwenang,” tambahnya.
Kenali Ciri Bibit yang Baik
Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa peternak harus cermat dalam menyeleksi bibit tersebut, supaya dapat menghasilkan indukan yang unggul. Beberapa ciri fisik bibit unggul yaitu penampilan tegap, gesit dan lincah, mata menonjol, bening dan hidup. Selain itu bagian rongga perut terasa lembut dan kenyal, pusar kering dan tertutup, kaki tampak kokoh, hingga bulu halus, lembut, mengkilap yang menutup seluruh tubuh.
Setelah proses penyeleksian tuntas, peternak harus memperlakukan bibit secara baik. Penempatan bibit harus pada kandang brooder atau indukan yang telah tersiapkan. Temperatur brooder pun harus dipastikan tersebar merata, dan kapasitas kandang brooder untuk ukuran satu meter kubik akan mampu menampung lima puluh ekor DOD.
“Tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase starter dan minumannya perlu tambahan vitamin dan mineral,” tambahnya.
Emy menambahkan bahwa setelah ketika masuk masa pertumbuhan, itik dapat bahan pakan alternatif. Selain itu, lanjutnya, peternak harus memastikan ketersediaan air minum selalu terjaga. Pada fase pemanenan, kendang itik dapat diberikan sekam atau jerami. Hal itu, sebagai tempat tidur itik dan agar kondisi kandang tidak terlalu lembab dan berdebu.
“Itik dimasukkan dalam keranjang khusus berbentuk bundar agar itik terlindung dari pengaruh buruk pada saat pengangkutan. Penjualan itik dapat ke tempat-tempat pemotongan unggas dan penjualannya tidak langsung ke pasar,” jelasnya. (*)
Penulis : Afrizal Naufal Ghani
Editor : Nuri Hermawan