UNAIR NEWS – Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Airlangga (UNAIR) memberangkatkan dosen dan sejumlah mahasiswa untuk mengikuti student outbound di Prince of Songkla University, Pattani Campus, Thailand pada Jumat-Minggu (12-15/05/2023). Melalui wawancara bersama UNAIR NEWS, Brilin Yapply selaku perwakilan tim menyampaikan bahwa program student outbound tersebut bertujuan untuk melakukan observasi dan penelitian terhadap penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) di Pattani, Thailand yang berlangsung pada Minggu, 14 Mei 2023.
Tidak hanya itu, program tersebut juga bertujuan untuk memberikan pembelajaran terkait pemilu di Thailand kepada mahasiswa baik di kelas maupun terjun ke lapangan bersama sejumlah praktisi di sana. “Kami (dosen dan mahasiswa, Red) belajar bersama kader legislatif dan perwakilan election commission di Pattani, Thailand. Terjun langsung untuk bertemu dengan dua kandidat legislatif yang sedang melakukan kampanye. Kami mewawancarai mereka untuk topik-topik penelitian kami tentang pemilu di Thailand,” ujarnya.
Brilin melanjutkan, penelitian yang mereka lakukan berfokus terhadap berbagai isu yang berkaitan dengan pemilu Thailand. Isu-isu yang mereka teliti yaitu kebijakan proliferasi militer, perempuan dalam pemilu, populisme, pemuda dalam pemilu, masyarakat muslim Pattani, hingga perbandingan sistem dan penyelenggaraan pemilu.
Pemilu dan Masyarakat Pattani Thailand
Dari observasi dan penelitian tersebut, Brilin dan tim menemukan temuan menarik terkait kontestasi pemilu di Thailand. Brilin mengatakan, Pattani merupakan daerah yang seringkali dilabeli sebagai wilayah rawan konflik oleh pemerintah Thailand.
Hal itu karena Pattani merupakan daerah dengan penduduk mayoritas muslim melayu. Sementara, Thailand sendiri merupakan negara Buddha. Pemerintah Thailand menganggap masyarakat Pattani ingin memerdekaan diri sehingga kerap kali menimbulkan sejumlah konflik. Padahal, mereka hanya ingin representasi yang baik dan dilibatkan dalam perundingan kebijakan.
Brilin juga mengungkapkan, stereotip terkait militerisasi maupun daerah rawan konflik di Pattani faktanya tidak separah seperti informasi di media. Meskipun, pengaruh infrastruktur militer terlihat di beberapa titik di wilayah Pattani. Masyarakat Pattani tetap menjalani kehidupan dengan normal dan menyambut pemilu Thailand dengan antusias.
“Program ini membuka mata akan daerah rawan konflik terutama konflik identitas yang masyarakat Pattani alami. Mereka tidak ingin memerdekakan diri, tetapi mereka lebih ingin didengarkan atau mendapat kebijakan yang fasilitatif oleh pemerintah. Sehingga, banyak calon legislatif muslim melayu berusaha maju untuk mengadvokasikan hal tersebut,” ungkap Brilin.
Sebagai informasi tambahan, tim Departemen Ilmu Politik UNAIR juga mengunjungi Thammasat University untuk mengikuti perkuliahan mengenai Thailand Election 2023 dan We Watch Thailand. Sebuah lembaga swadaya masyarakat yang aktif dalam isu-isu politik dan pemerintahan di Thailand. (*)
Peserta kegiatan student outbound adalah Kalimah Wasis Lestari SIP MSc, Hari Fitrianto SIP MIP, dan delapan mahasiswa yang terdiri dari Brillin Yapply, Marcella Venathalia Putri , Leony Avellince Wimantha, Barieta Nurkhalifah Nawina, Catarina Putri Amelia, Bogy Ilham Ramadhan, Jingga Ramadhintya Putri Banja, dan Abdulloh Salam.
Penulis: Rafli Noer Khairam
Editor: Khefti Al Mawalia