Universitas Airlangga Official Website

UNAIR Jajaki Kerja Sama dengan University of Newcastle

Kunjungan University of Newcastle ke UNAIR pada Rabu (31/5/2023). Pertemuan berlangsung di Ruang Sekretariat S2 FKp UNAIR.

UNAIR NEWS – Sebagai perguruan tinggi yang menempati posisi 101 – 200 dunia menurut The Impact Rankings pada 2023, Universitas Airlangga (UNAIR) makin melebarkan jejaring kerja sama. Salah satu yang tengah berjalan adalah penjajakan kerja sama dengan University of Newcastle.

Perguruan tinggi yang berada di Australia tersebut mengutus Prof Alison Hutton untuk melakukan kunjungan ke UNAIR pada Rabu (31/5/2023). Wakil Dekan International College of Health, Medicine, and Wellbeing University of Newcastle tersebut hadir untuk membahas potensi kerja sama antar kedua perguruan tinggi tersebut.

Pada kesempatan itu hadir perwakilan fakultas di UNAIR yang bergerak pada bidang kesehatan seperti Fakultas Keperawatan (FKp), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Kedokteran (FK), dan Fakultas Farmasi (FF). Dekan FKp UNAIR yaitu Prof Dr Ah Yusuf SKp MKes, turut hadir pada pertemuan ini menerima dengan tangan terbuka kehadiran Prof Ali.

“Merupakan sebuah kehormatan atas kedatangan Prof Ali. Semoga ini menjadi awal kerja sama yang baik. Kami (UNAIR, red) menanti kolaborasi bersama kedepannya,” katanya.

Berbagai Peluang

Prof Ali mengatakan bahwa saat ini University of Newcastle tengah memperluas mitra kerja sama di area Asia Pasifik. “Salah satu perguruan tinggi yang potensial untuk kami jadikan mitra adalah UNAIR,” katanya.

Prof Ali menjelaskan bahwa University of Newcastle memiliki berbagai program mulai dari S1, S2, hingga S3. Beberapa pusat studi bidang kesehatan juga ada di sana. Di samping itu, sama halnya dengan UNAIR, saat ini University of Newcastle tengah fokus menjalankan pilar-pilar tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Potensi inilah yang menjadi sasaran empuk untuk menjalin kerja sama. Bentuk kerja sama yang dibahas seperti pertukaran pelajar, penelitian, studi lanjut bagi staf, dan bidang akademik lainnya.

“Saya rasa banyak peluang kerja sama yang bisa dilakukan. Tentu setelah pertemuan ini, komunikasi lebih lanjut akan dilakukan. Selain itu ada beasiswa juga yang sudah tersedia jika ingin datang dan belajar di Australia,” pungkas Prof Ali. (*)

Penulis: Icha Nur Imami Puspita

Editor: Binti Q. Masruroh