UNAIR NEWS – Meningitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi. Penyakit ini menyerang lapisan pelindung otak dan saraf tulang belakang. Jika tidak diobati dengan baik maka akan menyebabkan terjadinya kejang, gagal ginjal, hingga kematian.
Penyakit ini bisa menyerang segala usia. Tapi pencegahan tetap bisa dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan vaksinasi. Biasanya orang yang akan pergi umroh atau haji mendapat saran untuk vaksin meningitis terlebih dulu. Hal ini karena Timur Tengah menjadi salah satu negara dengan endemi meningitis.
Namun saat ini Indonesia belum memproduksi vaksin meningitis secara mandiri. Pasokan vaksin meningitis pemerintah dapatkan dengan cara impor dari luar negeri. Melihat tantangan ini, Rumah Sakit (RS) Universitas Airlangga (UNAIR) memiliki inisiatif untuk menciptakan vaksin meningitis sendiri.
Untuk menjalankan misi ini, RS UNAIR menggandeng perusahaan asal Tiongkok yaitu CanSino Biologic. Prof Dr Nasronuddin dr SpPD KPTI FINASIM sebagai Direktur RS UNAIR menceritakan bahwa sejauh ini proses pembuatan vaksin berjalan dengan baik.
Uji Klinis Fase 3
Perkembangan pembuatan vaksin saat ini berada pada proses uji klinis fase 3. Syarat uji klinis fase 3 salah satunya adalah mendapat izin dari lembaga terkait. “Kami melaporkan bahwa saat ini vaksin akan menghadapi uji klinis 3,” katanya.
Selain itu Prof Nasron menambahkan bahwa ada hal yang tak kalah penting pada uji klinis 3. “Jadi pada uji klinis ini kami memastikan jika ada efek samping yang timbul, maka akan kami lakukan tatalaksana untuk penangannya. Asuransi relawan juga juga kami akomodasi,” tambahnya.
Pihak RS UNAIR memastikan bahwa prosedur dari uji klinis fase 3 yang akan dilakukan sudah sesuai prosedur yang berlaku. Prof Nasron sangat optimis bahwa uji klinis fase 3 akan berjalan dengan lancar. “Untuk vaksin meningitis ini kita jauh lebih optimis karena sudah pengalaman untuk menguji vaksin merah putih dan west pac untuk DBD (Demam Berdarah Dengue),” ungkapnya.
1500 relawan akan ikut serta dalam uji klinis fase 3 ini. Syarat untuk menjadi relawan adalah belum pernah mendapat vaksin dan belum pernah terpapar meningitis. “Saya yakin untuk relawan ini tidak sulit mencarinya karena banyak yang belum mendapat vaksin dan belum terpapar. Beda dengan Covid-19 dulu,” jelasnya.
Fasilitas Uji Klinis Bertaraf Internasional
Prof Nasron memaparkan bahwa izin untuk melakukan uji klinis fase 3 diperkirakan akan keluar pada Juli 2023. “Setelah izin keluar, baru akan kami lakukan uji klinis fase 3,” paparnya. RS UNAIR sendiri telah lengkap dengan fasilitas bertaraf internasional untuk keperluan uji klinis. “Di Gedung Graha Trimed milik kami ada salah satu lantai khusus untuk uji klinis. Ini sudah sesuai dengan standar internasional. Sumber Daya Manusia (SDM) juga ada semua lengkap,” terangnya.
Prof Nasron berharap bahwa vaksin meningitis yang akan diproduksi oleh RS UNAIR ini akan menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri. “Negara lain saja bisa memproduksi vaksin sendiri, Indonesia juga pasti bisa,” pungkasnya.
Penulis: Icha Nur Imami Puspita
Editor: Binti Q. Masruroh